TEMPO.CO, Jakarta - Buat yang sedang diet, karbohidrat sering dicap sebagai musuh. Pasalnya, banyak yang menganggap karbohidrat sebagai dalang dari bobot tubuh yang meningkat.
Tidak sedikit orang yang mengaku berat badan menyusut setelah mengurangi karbohidrat. Salah satunya dengan metode diet ketogenik.
Diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak ini tengah digandrungi. Padahal menurut dokter ahli gizi Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK, bobot tubuh yang menyusut sebenarnya adalah kadar air dalam tubuh.
"Air dalam tubuh akan mengikat karbohidrat. Ketika tidak ada asupan karbohidrat, maka air akan dilepaskan karena tidak mengikat apa-apa," ucapnya.
Tidak hanya itu, kurangnya asupan karbohidrat juga akan mengurangi fungsi otak. "Akibatnya, otak bisa jadi lemot," imbuh Samuel.
Maka, ia menyarankan untuk tetap mengonsumsi karbohidrat minimal 120 gram per hari. Yang penting, saran Samuel, perhatikan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat kompleks bisa jadi pilihan, misalnya nasi merah, ubi, dan kentang yang dikonsumsi bersama kulitnya.
Artikel lain:
Cara Menceritakan Diri Saat Wawancara Kerja
Pilih Melajang, Nikmati 5 Keuntungannya
Mengapa Hipokalsemia Bisa Bikin Pingsan