3 Tips Persiapan Mental Menuju Masa New Normal Pandemi Corona

Sabtu, 16 Mei 2020 05:00 WIB

Ilustrasi Wanit. Unsplash/Mimi Thian

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi corona membuat kita terpaksa lebih banyak di rumah untuk mencegah penyebaran virus. Namun, pembatasan aktivitas dan ruang gerak di dalam rumah bisa menimbulkan berbagai keluhan dan gangguan kesehatan mental. Mulai dari anxiety, psikosomatis, hingga cabin fever atau stres berkepanjangan akibat terlalu lama di ruangan. Ditambah lagi saat awal-awal menjalani physical distancing juga muncul tanda seperti tiba-tiba merasa gatal, nyeri, dan sedikit meriang padahal suhu tubuh normal, efek usai membaca berita tentang gejala Covid-19.

Konselor Psikolog di Rifka Annisa Women Crisis Center Indiah W Andari mengatakan jika situasi yang sedang kita jalani saat ini sedang tidak normal yang kemudian menimbulkan reaksi normal misalnya cemas dan takut. "Cemas itu kalau objeknya tidak jelas tapi kita merasa was-was, nah kalau takut kan objeknya jelas ada benda atau bentuknya. Yang menjadi masalah ialah ketika kita tidak bisa kita kelola maka memicu gangguan kesehatan mental," ujarnya dalam Diskusi Live Instagram yang digelar Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA-PPMI) bertema Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi, Jumat 15 Mei 2020.

Selain cemas dan takut banyak juga yang mengalami cabin fever. Istilah cabin fever bukan diagnosis gangguan jiwa, tapi lebih pada simpton umum akibat bosan berkepanjangan dan terkurung tidak tahu sampai kapan, kemudian memicu emosi negatif yang mudah kita dikeluarkan. "Tanda lainnya ialah mengalami rasa sedih, gelisah, sensitif, tidak sabaran, dan tidak punya motivasi," ucap Indiah.

Kini setelah 2 bulan berselang, waktunya manusia kembali mulai melakukan adaptasi dengan kondisi normal baru atau new normal yang tentunya akan mengubah beberapa gaya hidup kita. Berikut ini saran Indiah W Andari terkait persiapan dalam menghadapi masa new normal.

1. Reframing

Advertising
Advertising

Me-framing ulang peristiwa-peristiwa yang kita alami dan situasi yang sudah terjadi, sebab pikiran kita pada sesuatu akan mempengaruhi perasaan kita. Terdapat dua situasi yang bisa kita kontrol atau tidak bisa kontrol. Misalnya penerapan PSBB di luar kontrol kita, sementara yang bisa kontrol adalah situiasi internal dalam kendali diri kita. "Misalnya kita memilih mau keluar pakai masker atau tidak, mau ikutan panic buying atau tidak," terang Indiah.

2. Pikiran yang adaptif

Selain itu, untuk mempersepsikan keadaan yang sedang dialami akan kembali ke pikiran masing-masing. Respon kita pada situasi itulah yang kemudian mendukung perasaan kita. Namun perlu diketahui pula bukan berarti kita terlalu positif nanti bisa berakibat pada toxic positivy. "Sebenarnya kita sendiri yang bisa mengubah pikiran kita agar lebih adaptif pada kondisi yang tadinya menganggu kita," ucap Indiah.

3. Mencoba produktif

Tolak ukur produktif masing-masing orang berbeda, untuk itu bisa disesuaikan dengan kemampuan diri. Contoh paling sederhana kalau kita melakukan aktivitas fisik efeknya ke diri tubuh sendiri tidak berdampak ke orang lain. Atau melakukan banyak hal yang tadinya tidak sempat kita kerjakan sekarang bisa coba kita mulai.

"Dengan melakukan kegiatan yang membuat kita bahagia maka akan berpengaruh ke perasaan kita menjadi lebih bahagia.Termasuk kita bisa memanfaatkan teknologi bukan hanya untuk koordinasi kerja tetapi coba ngobrol receh sama teman-teman yang akan membantu mengeluarkan apa yang ingin kita sampaikan," urainya.

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

10 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

32 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

32 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

35 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

4 Maret 2024

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

1 Februari 2024

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2023 mencapai angka tertinggi sejak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

29 Januari 2024

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) mengakui pernah bekerja sama dengan sebuah perusahaan pinjaman online alias pinjol.

Baca Selengkapnya

Bisnis Startup Edutech Semakin Menantang usai Pandemi

13 Januari 2024

Bisnis Startup Edutech Semakin Menantang usai Pandemi

Startup industri edutech dinilai semakin menantang pascapandemi Covid-19, terlihat dari iklim investasi hingga arah dan perkembangan bisnis.

Baca Selengkapnya