5 Fakta tentang Virus Corona, Cara Penularan dan Pencegahan

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 27 Januari 2020 19:38 WIB

Seorang petugas keamanan memeriksa suhu penumpang setelah semakin menyebarnya virus corona di pintu tol pada malam menjelang perayaan Tahun Baru Imlek di Xianning, provinsi Hubei, Cina 24 Januari 2020. Perbatasan Wuhan dijaga ketat petugas untuk mencetak semakin menyebaranya virus corona. REUTERS/Martin Pollard

TEMPO.CO, Jakarta - Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), telah menetapkan nama sementara penyakit yang disebabkan virus corona, yaitu novel coronavirus atau 2019-nCOV. Tidak hanya di negara asalnya, Wuhan, Tiongkok, penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini sekarang sudah menyebar ke berbagai negara, seperti Korea Selatan, Jepang, Thailand, Malaysia, hingga Prancis dan Amerika Serikat.

Total jumlah penderita yang terinfeksi saat ini tercatat ada sekitar 2.700 orang. Sebanyak 80 di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia. Meski Indonesia letaknya cukup jauh dari Tiongkok, bukan berarti virus tersebut tidak bisa sampai ke sini. Sebab itu, Anda perlu mengetahui penyebab, gejala dan langkah pencegahan, untuk mengurangi risiko Anda tertular.

Berikut ini beberapa fakta terkait virus corona yang perlu diketahui

1. Apa itu virus corona dan apa penyebabnya?
Virus corona sebenarnya merupakan penyebab umum gangguan pernapasan, seperti pilek dan infeksi saluran pernapasan. Virus corona sendiri terdiri dari berbagai jenis yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle-east respiratory syndrome (MERS). Beberapa tahun yang lalu, kedua penyakit ini juga sempat menjadi wabah yang menyerang banyak orang.

Virus ini bersifat zoonosis. Artinya, virus corona bisa disebabkan oleh binatang yang membawa virus kemudian ditularkan ke manusia. Saat ini, penyebarannya juga diketahui bisa terjadi antarmanusia, apabila ada individu yang melakukan kontak secara langsung dengan penderita virus corona. Hingga saat ini, diketahui sudah ada satu orang dokter di Tiongkok yang meninggal dunia akibat tertular virus corona dari pasien yang ditanganinya.

Advertising
Advertising

2. Penularan virus corona
Penyakit novel coronavirus diduga muncul pertama kali pada orang-orang yang telah mengunjungi pasar hewan setempat. Pasar tersebut menjual berbagai daging hewan, mulai dari seafood hingga kelelawar dan ular. Menurut penelitian terbaru, virus corona jenis 2019-nCOV ini pertama kali dibawa oleh ular. Meski begitu, karena ini penyakit baru, perlu dilakukan berbagai penelitian lebih lanjut untuk memastikan alur penularannya.

Seiring berjalannya waktu, penyebaran penyakit ini semakin meluas. Infeksi tidak hanya terjadi pada orang-orang yang telah mengunjungi pasar hewan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penularan penyakit ini, bisa terjadi antarmanusia. Meski begitu cara penularan coronavirus yang terjadi antarmanusia masih belum diketahui pasti.

Namun, para ahli menduga caranya tidak jauh berbeda dari penyakit pernapasan lainnya, yaitu melalui cairan tubuh individu yang terinfeksi, seperti cipratan air liur yang keluar melalui bersin atau batuk, melalui kontak secara langsung dengan penderita, seperti berjabat tangan atau menyentuh tubuh penderita, atau menyentuh benda dengan partikel virus corona pada permukaanya, lalu langsung menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan. Pada kasus virus corona lain, penularan diketahui juga bisa terjadi melalui paparan kotoran atau tinja. Namun, hal ini jarang terjadi.

Selanjutnya gejala virus corona
<!--more-->
3. Gejala virus corona
Pada kasus penderita yang positif terinfeksi virus corona, ada berbagai gejala yang terjadi. Beberapa orang dilaporkan hanya mengalami gejala awal yang ringan atau bahkan tidak merasakan gejala berarti. Namun pada kasus lainnya, ada penderita yang dilaporkan mengalami gejala sangat parah.

Gejala yang bisa timbul pada infeksi novel coronavirus antara lain demam, batuk, sesak napas, mual, muntah atau diare. Gejala bisa reda dalam beberapa hari, tapi dapat juga berkembang menjadi parah, terutama pada anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Pada kelompok individu yang rentan tersebut, gejala bisa berkembang menjadi bronkitis atau pnemonia.

Saat ini, para ahli meyakini bahwa gejala infeksi virus corona jenis ini bisa muncul 2-14 hari sejak infeksi pertama kali terjadi. Masa antara awal infeksi dengan munculnya gejala dinamakan masa inkubasi. Pada masa inkubasi ini, virus corona sudah bisa menular, sehingga bisa saja ada satu individu yang baru kembali dari area wabah atau berkontak dengan penderita, tapi merasa baik-baik saja dan dua minggu kemudian baru merasakan munculnya gejala virus corona.

4. Situasi seputar virus corona di Indonesia
Di Indonesia sendiri saat ini belum ada laporan mengenai individu yang terbukti positif tertular virus corona. Namun, sudah ada beberapa orang yang diduga terinfeksi. Mereka saat ini tengah diisolasi di rumah sakit, sambil menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Masyarakat Indonesia diminta untuk tidak terlalu khawatir, meski harus terus waspada. Sebab, selama tbelum pernah berkontak secara langsung dengan penderita novel coronavirus, maka risiko Anda untuk tertular virus ini tidak besar. Saat ini, yang terpenting adalah senantiasa melakukan langkah-langkah pencegahan, untuk meminimalisir risiko penularan.

5. Langkah pencegahan penularan virus corona
Karena masih baru, belum ada vaksin yang bisa mencegah terjadinya penularan 2019-nCOV ini. Namun, berbagai lembaga kesehatan mulai dari WHO hingga Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan imbauan mengenai sejumlah cara mencegah penularan, sebagai berikut:

- Rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer yang mengandung alkohol, terutama setelah bersin, batuk, atau menyentuh benda-benda di tempat umum.
- Saat batuk atau bersin, jangan tutup mulut dengan telapak tangan. Gunakanlah lengan bagian atas atau tisu sekali pakai. Setelah itu, lanjutkan dengan cuci tangan.
- Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang flu dan demam.
- Apabila Anda mengalami demam dan flu, segera berkonsultasi dengan dokter.
- Saat perjalanan ke dokter, jangan lupa menggunakan masker untuk mencegah penularan ke orang lain.
- Untuk sementara waktu, jangan mengunjungi pasar hewan.
- Jangan mengonsumsi makanan yang mentah. Pastikan makanan yang bersumber dari hewan, dimasak sempurna hingga matang.
- Gunakan masker saat sedang berada di tempat umum.
- Setelah bepergian, segera ganti pakaian dan mandi.
- Jangan bepergian ke daerah yang sedang diserang wabah virus corona.

SEHATQ

Berita terkait

4 Sumber Bau Tak Sedap di Rumah dan Cara Mengusirnya

5 hari lalu

4 Sumber Bau Tak Sedap di Rumah dan Cara Mengusirnya

Berikut barang yang biasa jadi sumber bau tak sedap di rumah dan cara mengatasinya agar Anda tak malu bila ada kerabat berkunjung.

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

20 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

45 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

46 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

48 hari lalu

Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

51 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Pacar Tamara Tyasmara Berdalih Benamkan Kepala Dante 12 Kali untuk Latihan Pernapasan

12 Februari 2024

Pacar Tamara Tyasmara Berdalih Benamkan Kepala Dante 12 Kali untuk Latihan Pernapasan

Wira menjelaskan alasan pacar Tamara Tyasmara membenamkan kepala Dante ke dalam air adalah untuk berlatih pernapasan

Baca Selengkapnya

Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vitamin A

11 Januari 2024

Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vitamin A

Pakar mengatakan pemberian vitamin A dapat membantu melindungi ana dari penyakit pernapasan seperti pneumonia, selain ASI dan imunisasi.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya