Mengatasi Depresi Pasca Melahirkan dari Dokter dan Diri Sendiri

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 8 Juli 2019 07:00 WIB

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon

TEMPO.CO, Jakarta - Depresi pospartum atau depresi pasca melahirkan pada wanita dapat dicegah. Namun masih banyak wanita yang mengalaminya belum mendapatkan perawatan yang sesuai. Jika tidak segera diatasi, depresi pasca persalinan bisa berkembang menjadi kondisi psikosis.

Baca juga: Ivanka Trump Curhat Depresi Setelah Melahirkan

Kondisi Postpartum psikosis merupakan kondisi yang bisa membahayakan nyawa, dan merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Ada berbagai cara untuk mengatasi depresi pasca melahirkan, baik yang disarankan oleh dokter, maupun yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah.

Cara mengatasi depresi pasca melahirkan yang dilakukan oleh dokter terdiri dari dua cara, yaitu:

1. Psikoterapi
Melalui terapi, penderita depresi pasca melahirkan akan mempelajari cara untuk menghadapi permasalahan yang dirasakan. Selain itu, terapi juga mampu menemukan solusi permasalahan yang muncul setelah melahirkan, serta membantu menerapkan tujuan yang realistis sebagai seorang ibu. Terapi akan mengajarkan penderita untuk menghadapi kondisi ini dengan pikiran yang positif. Tidak hanya untuk ibu, terapi juga bisa dilakukan bersama pasangan, maupun keluarga.

Advertising
Advertising

2. Pemberian antidepresan
Pemberian obat antidepresan juga dapat dilakukan untuk mengatasi depresi postpartum. Dokter akan meresepkan obat yang cocok dan aman bagi ibu menyusui, agar efek dari obat tidak memberikan pengaruh kepada bayi. Dengan perawatan yang rutin, depresi dapat membaik. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa berlanjut menjadi depresi kronis. Sehingga, penting bagi penderitanya untuk terus melanjutkan perawatan, meski telah merasa lebih baik.

Setelah berkonsultasi dengan dokter, Anda kemudian dapat melakukan hal-hal di bawah ini, untuk membantu meringankan permasalahan yang sedang dialami.

#1. Istirahat yang cukup
Istirahat bisa membantu meredakan stres yang dirasakan. Bayi baru lahir memang tidak memiliki jam tidur yang sama dengan orang dewasa. Karena itu, buatlah jadwal bersama pasangan, untuk bergantian menjaga Si Kecil. Selain itu, buatlah tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks dengan pijat, membaca buku, atau berendam di air hangat.

2. Ceritakan kondisi Anda pada orang terdekat
Menceritakan gangguan mental yang Anda alami kepada orang lain, memang bukanlah perkara mudah. Namun sebaiknya, Anda tetap mencoba untuk mengutarakan yang Anda rasakan. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendirian. Cara ini juga bisa meringankan beban yang dirasakan.

3. Jangan menyendiri
Bagi orang yang sedang depresi, menyendiri adalah hal yang sangat tidak disarankan. Meski begitu, bukan berarti Anda diharuskan untuk berkumpul dengan banyak orang sekaligus. Cukup dengan berkumpul dengan orang-orang terdekat, akan membantu Anda merasa lebih terhubung. Sebab, berkumpul dengan orang lain, memang bisa membantu mengalihkan pikiran Anda dari hal-hal yang membuat stres.

4. Kurangi melakukan pekerjaan rumah
Sebaiknya, Anda tidak memaksakan untuk melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci, atau mengepel, saat sedang merasa kelelahan. Lebih baik, gunakan energi Anda untuk mengurus kebutuhan dasar anak. Jika memungkinkan, minta bantuan kepada teman dan keluarga untuk membantu merawat rumah dan juga anak.

Depresi pasca melahirkan bisa dicegah, selama Anda mengenali kondisi-kondisi yang sekiranya bisa menjadi pemicu, salah satunya rasa khawatir berlebih, selama kehamilan. Selain itu, riwayat depresi yang pernah dialami sebelumnya, bisa meningkatkan risiko seseorang menderita depresi postpartum.

Jika Anda pernah memiliki riwayat depresi, termasuk depresi pasca persalinan setelah proses persalinan anak sebelumnya, segera beritahukan hal ini ke dokter. Sehingga, dokter bisa melakukan langkah-langkah pencegahan seperti, memantau secara ketat tanda dan gejala depresi yang mungkin muncul, memberikan kuesioner pemeriksaan depresi saat masa kehamilan dan setelah melahirkan, menyarankan Anda untuk bergabung dengan komunitas ibu yang memiliki riwayat serupa, merujuk Anda untuk menjalani konseling atau terapi, serta pemberian obat antidepresan.

Setelah proses persalinan dilewati, dokter juga akan segera memeriksa tanda dan gejala awal depresi pasca melahirkan. Semakin cepat kondisi ini dideteksi, maka perawatan pun bisa semakin cepat dimulai.

SEHATQ

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

19 jam lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

2 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

5 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

8 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

10 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

10 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

17 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

19 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya