Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hindari Resiko Gangguan Jiwa Pasca Melahirkan

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak merupakan anugerah terbesar bagi seorang perempuan. Namun, ada ibu yang menganggap memiliki anak sebagai beban. Bahkan, tak sedikit kaum Hawa yang terganggu kejiwaannya setelah punya buah hati.

Sebuah penelitian dari Centre for Disease Control and Prevention dalam laporan Pregnancy Risk Assesment Monitoring System melaporkan perempuan yang baru saja melahirkan sangat beresiko terserang gangguan kejiwaan.

Gangguan tersebut biasanya berbentuk perubahan sikap menjadi lebih temperamental dan mudah cemas. Bahkan, satu dari 10 perempuan terindikasi mengalami gangguan jiwa pasca melahirkan atau post-partum depression.

Salah satu dari tim dokter Konsula Amarta Nusantara, Sri Habibah Sari Melati, menjelaskan bentuk gangguan kejiwaan pasca persalinan yang paling lazim dijumpai adalah sindrom baby bluespost-partum depression, dan psikosis.

“Ada satu teori mengenai timbulnya depresi pascamelahirkan, yaitu dugaan bahwa post-partum depression dipicu oleh penurunan hormon estrogen yang secara fisiologis memang menurun kadarnya pasca persalinan,” jelasnya.

Menurut Sri, sindrom baby blues biasa muncul pada dua pekan pertama atau dalam lima hari pertama setelah melahirkan. Ibu yang terjangkit sindrom ini biasanya menolak berinteraksi dengan bayinya karena menganggap buah hati yang dilahirkannya adalah beban baginya.

Lebih lanjut, dia menjabarkan rentang waktu terjadinya sindrom tersebut cenderung singkat. Namun, jika gejalanya berkepanjangan, sindrom tersebut bisa berkembang menjadi depresi yang mengakibatkan sang ibu kehilangan minat serta gairah hidup.

Bahkan, pada beberapa kasus dijumpai ibu yang sampai ingin bunuh diri akibat depresi berkepanjangan setelah bersalin. Jika gejala depresi cenderung menetap, besar kemungkinan penderita akan mengalami gangguan jiwa berat alias psikosis.

Pada tahapan psikosis, biasanya penderita akan mengalami halusinasi, delusi, dan gangguan realitas lainnya. Jika sudah demikian, akan sangat sulit untuk memulihkan kondisi si ibu kembali normal. Lantas, bagaimana cara mengatasi depresi pascamelahirkan?

Sri mengungkapkan kuncinya adalah respons yang cepat dari keluarga si penderita. Keluarga diharapkan lebih peka dalam mendeteksi kemungkinan gejala depresi sejak si ibu masih mengandung. Tidak hanya peka, keluarga harus bertindak sedini mungkin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sebaiknya ada kewaspadaan dari suami dan keluarga untuk mendeteksi adanya gejala-gejala tersebut. Misalkan, ketika ada kejanggalan atau tingkah laku yang tidak biasa dari istri, maka suami harus segera tanggap dan membantu istri dengan berkonsultasi ke dokter,” katanya.

Tidak hanya berkonsultasi ke dokter, suami dan keluarga harus memberikan dukungan maksimal kepada penderita dengan menempatkannya di lingkungan yang nyaman serta membantu pekerjaan yang dirasakan sebagai beban, seperti mengurus bayi dan rumah tangga.

Jangan melimpahkan segala tugas dan beban semata-mata kepada ibu yang baru melahirkan. Ada baiknya keluarga lebih kompak dan mau berbagi tugas untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh si ibu.

Lebih lanjut, Sri menegaskan bahwa depresi pasca melahirkan mengandung bahaya yang sangat serius bagi kejiwaan seorang perempuan. Untuk itu, penanganan dari dokter atau psikolog harus dilakukan dengan cepat pada saat yang tepat.

Salah satu langkah mudah adalah dengan mengunduh aplikasi atau fitur konsultasi online dengan dokter dan psikolog profesional. Fitur ini sudah banyak dikembangkan, dan memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli kapanpun dan dimanapun.

Apapun yang terjadi, jangan sampai beban psikologis menjadi bayangan bagi seorang perempuan untuk mensyukuri indahnya berkah memiliki buah hati. Dukungan keluarga sangat diperlukan agar anugerah memiliki momongan tidak berubah menjadi sumber petaka.

BISNIS

Berita lainnya:
Tip Atasi Takut Serangga pada Anak
Ayo Makan Ikan 2 Kali Seminggu Agar Mata Lebih Sehat
Workaholic Bisa Bikin Sukses?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.