TEMPO.CO, Jakarta - Banyak ibu mengaku tidak menyadari bahwa mereka dilanda depresi pascamelahirkan atau postpartum depression (PPD). Padahal, sama seperti depresi lain, PPD akan lebih baik jika segera ditangani.
Selain itu, beberapa hal berikut juga kurang disadari mereka yang mengalami PPD. Seperti dikutip dari laman Woman's Day, seorang ibu mengaku mulai mengalami PPD setelah beberapa bulan pascamelahirkan.
Ibu itu mulai merasakan depresi ketika siklus haid-nya kembali datang dan mengubah hormonnya, ditambah lagi dengan kurangnya waktu tidur menyesuaikan pola tidur anaknya. PPD umumnya muncul pada 2-3 minggu setelah melahirkan namun bisa juga muncul sehari, seminggu, atau bahkan berbulan-bulan pascamelahirkan.
PPD sulit dibedakan dari baby blues. Perlu diingat bahwa baby blues hanya berlangsung dalam waktu yang singkat, berbeda dengan PPD yang berlangsung dalam durasi yang lebih lama dan tingkat keparahan yang lebih tinggi.
"Umumnya, ibu akan merasa sedih, menangis, merasa malu dan bersalah, putus asa, cemas, mengurung diri, merasa tidak berharga, dan lainnya," ujar psikoterapis Rebecca Shaw.
Depresi bisa menyerang siapa saja. Kurangnya waktu tidur semasa mengasuh si kecil jadi salah satu faktor utama. Jadi, meski ibu tidak merasa memiliki masalah atau gangguan yang serius, tidak menutup kemungkinan ia akan terserang PPD.
Shaw menuturkan para ibu tetap bisa beraktivitas, mengurus rumah tangga, bahkan bekerja dengan biasa. Dia menyarankan para ibu untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri karena PPD termasuk gangguan mental dan harus segera ditangani, tidak perlu malu. Jujurlah pada pasangan dan keluarga dan minta dukungan dari mereka.
TABLOIDBINTANG
Artikel lain:
Rokok Stop, Tekanan Darah Stabil, Mengapa PJK Masih Mengintai?
Jangan Diam Disakiti Kekasih, Lakukan 7 Tindakan Berikut
5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Mandi