TEMPO.CO, Jakarta - Ivanka Trump, putri Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengaku mengalami depresi pascamelahirkan atau postpartum depression. Depresi pascamelahirkan merupakan salah satu persoalan yang dialami sekitar 13 persen wanita di seluruh dunia.
Dalam acara The Dr. Oz Show, Ivanka Trump megungkapkan sempat mengalami depresi pascamelahirkan ketiga anaknya yaitu Arabella Rose Kushner, 6 tahun, Joseph Frederick Kushner, 3 tahun, dan Theodore James Kushner, 1 tahun. "Masa-masa depresi itu sangat menantang dan menguras emosi karena saya merasa seperti tidak hidup sesuai dengan potensi saya sebagai orang tua atau sebagai pengusaha atau sebagai pejabat," kata Ivanka Trump.
Ivanka Trump memilih tidak memublikasikan pengalaman depresi pascamelahirkan yang dialaminya karena posisinya sebagai penasihat Gedung Putih. Namun, dia merasa perlu memberitahu kepada masyarakat karena ini merupakan isu yang sangat penting. "Depresi pascamelahirkan adalah kondisi yang mempengaruhi orang tua di seluruh negeri," ujar Ivanka Trump.
Depresi pascamelahirkan merupakan perasaan tertekan yang dialami sampai enam minggu setelah melahirkan. Jenis depresi ini berbeda dengan sindrom baby blues karena umumnya baby blues dapat mereda dalam hitungan hari atau minggu. Diperkirakan sekitar 3 juta wanita di Amerika Serikat terserang depresi pascamelahirkan. Namun, tidak semua wanita tersebut menyadari mengalami depresi kategori berat sehingga tidak mendapatkan penanganan secara tepat.