5 Hal yang Menandakan Tidur Siang Berkualitas

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 21 November 2018 07:30 WIB

Ilustrasi wanita tidur di kantor. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang merasa mengantuk setelah makan siang. Hal ini tentu tidak menandakan Anda pemalas atau sebagai alasan untuk tidak segera kembali ke meja kerja. Faktanya, tidur siang sebenarnya memang dibutuhkan dan banyak memberi manfaat terutama dalam meningkatkan produktivitas kerja.

Baca juga: Sisi Positif dan Negatif Tidur Siang

Philip Gehrman, Ph.D., asisten profesor psikologi Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, mengungkapkan tidur siang berkualitas sangat efektif menghilangkan rasa kantuk sehingga meningkatkan performa kerja, produktivitas, kreativitas, daya ingat, dan suasana hati.

Tidur siang yang berkualitas juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Namun apakah Anda sudah tahu tidur siang seperti apa yang akan membawa banyak manfaat?

Tidak Lebih Dari 90 Menit
Tidur siang berkualitas bukan berarti dilakukan sepanjang siang. “Tidur siang yang dilakukan selama 15 hingga 30 menit efektif untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Gehrman. Jika Anda merasa lemah secara mental, tidur siang dengan durasi sedikit panjang akan membantu menyegarkan pikiran.

Advertising
Advertising

Pasang Alarm
Agar tidur siang tak sampai kebablasan, Gehrman menyarankan agar Anda memasang alarm. Dan segeralah bangun setelah mendengar alarm. Untuk mencegah rasa malas setelah bangun tidur siang, sebaiknya Anda sudah punya rencana kegiatan apa saja yang harus dilakukan setelah bangun tidur siang. Anda bisa juga menyegarkan diri dengan mencuci muka, menenggak minuman segar atau selepas tidur siang, segeralah mengingat bahwa pekerjaan sudah menanti Anda.

Lakukan Dengan Konsisten
Kebanyakan orang secara alami akan mengantuk pada pukul 2 siang dan 4 sore. Tapi jika tubuh sudah memberikan sinyal-sinyal lelah seperti menguap dan kepala terasa berat, itu waktunya Anda tidur sejenak. Agar bisa tertidur lebih cepat dan tidak mengulur waktu untuk masuk ke fase tidur pulas, cobalah tidur siang di waktu yang sama secara konsisten setiap hari termasuk di akhir pekan.

“Dengan terpaku pada jadwal tidur siang, tubuh Anda akan beradaptasi dan mempelajari kapan waktunya istirahat sehingga Anda lebih mudah mengantuk dan tertidur, juga menghindari disorientasi waktu ketika bangun dari tidur siang,” jelas Gehrman.

Cari Tempat yang Nyaman
Beberapa orang mengatakan sengaja tidur siang dengan posisi duduk atau di tempat yang cahayanya terang untuk mencegah tidur terlalu lama. Kenyataannya tidur dalam kondisi tidak nyaman membuat tubuh Anda tidak benar-benar beristirahat. Selain itu Anda juga akan lebih sulit masuk ke fase tidur pulas. Karenanya, sama seperti halnya tidur malam, Gehrman menyarankan agar Anda mencari tempat yang nyaman dan bercahaya redup untuk tidur siang.

Jangan Paksakan Diri
Namun ada satu fakta lain, tidak semua orang bisa menikmati tidur siang. Faktanya, dalam penelitian yang dilakukan oleh Mednick, ada 50 persen orang tidak bisa mendapatkan manfaat dari tidur siang dalam hal kewaspadaan dan produktivitas. Orang-orang ini adalah mereka yang memiliki ritme sirkadian monophasic, atau pola tidur satu kali dalam sehari. Kabar baiknya, orang-orang yang tidak bisa menikmati tidur siang berarti sudah mendapatkan istirahat yang berkualitas di malam hari.

AURA

Berita terkait

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

19 jam lalu

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat mereka sedang tidur.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

2 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

8 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

15 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

15 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

18 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

19 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya