Peneliti Ungkap Aneka Penyakit Terkait Stres, Termasuk Autoimun

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 3 Juli 2018 15:25 WIB

Ilustrasi

TEMPO.CO, Jakarta - Pekerjaan, ambisi, dan berbagai pilihan berat dalam hidup menjadi penyebab utama munculnya rasa cemas dan cenderung tidak produktif. Stres bisa dan harus dihindari karena beban pikiran terlalu berat dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.

Menurut penelitian dari Universitas Harvard di Amerika Serikat, kecemasan dan stres berkaitan dengan berbagai risiko penyakit, seperti jantung, migrain, dan gangguan pernapasan kronis. Kondisi buruk lain, berdasarkan hasil penelitian, menyebut stres dapat meningkatkan kemungkinan penyakit autoimun, di mana kondisi kekebalan badan mengalami gangguan dan menyerang jaringan tubuh itu sendiri.

Baca juga:
Profesi dengan Tingkat Stres yang Super
Jangan Stres, Lihat Dampaknya buat Otak dan Tubuhmu
6 Cara Terbebas dari Stres
10 Cara Mengatasi Stres

Sebuah studi di Swedia menemukan orang-orang yang menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan masalah kejiwaan terkait stres bisa meningkatkan penyakit autoimun. Melalui studi itu, peneliti mempelajari 106.464 orang yang didiagnosis dengan gangguan stres, sebanyak 126.652 saudara kandung mereka tanpa gangguan stres, dan lebih dari 1 juta orang lain tidak stres.

Mereka dapat melacak setengah dari orang-orang ini setidaknya selama 10 tahun. Selama penelitian, individu dengan PTSD, 46 persen lebih berpotensi mengalami peningkatan gangguan autoimun dan lebih dari dua kali kemungkinan meningkatnya tiga gangguan autoimun dibandingkan dengan orang tanpa gangguan stres.

Advertising
Advertising

"Stres emosional yang parah atau berkepanjangan menyebabkan perubahan dalam beberapa fungsi tubuh melalui disregulasi dalam pelepasan hormon stres," kata peneliti utama, Huan Song, dari Universitas Islandia di Reykjavík dan Institut Karolinska di Stockholm, Swedia.

Dia mengatakan ketika pasien PTSD meminum obat antidepresi yang biasa dikenal sebagai selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) selama tahun pertama setelah didiagnosis, bagaimanapun risiko meningkatnya gangguan imun tampak menurun.

"Pesan utama kepada pasien yang menderita reaksi emosional yang parah setelah trauma atau stres hidup lain adalah mencari pengobatan. Sekarang ada beberapa perawatan, baik obat dan pendekatan perilaku kognitif, dengan efektivitas yang terdokumentasi,"jelasnya.

Ilustrasi stres di kantor. Shutterstock

Peneliti mencatat kebanyakan orang mengalami trauma atau stres yang signifikan di beberapa titik dalam hidup mereka, termasuk kehilangan orang yang dicintai dan paparan berbagai bencana atau kekerasan. Sementara itu, banyak juga orang pulih secara bertahap namun beberapa orang memiliki penyakit kejiwaan yang parah dan permanen.

Masalah kekebalan sering dapat terjadi dalam keluarga. Peneliti hingga saat ini belum dapat memberi gambaran yang jelas tentang berapa banyak orang tua atau lingkungan hidup bersama yang bisa menjelaskan hubungan antara stres dan gangguan autoimun.

Ketika orang mengalami gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang sel yang sehat. Gangguan autoimun yang umum termasuk radang sendi rematik, lupus, kolitis ulserativa, penyakit Crohn, celiac, multiple sclerosis, dan diabetes tipe 1.

Peneliti menilai sekitar 9 dari setiap 1.000 orang yang didiagnosis dengan gangguan stres dalam studi tersebut mengalami gangguan autoimun setiap tahun. Itu sebanding dengan sekitar 6 dari 1.000 orang dalam populasi tanpa gangguan stres, dan 6,5 dari 1.000 saudara kandung.

"Agak mengherankan bahwa tidak ada perbedaan besar antara saudara kandung dan populasi umum. Orang mengharapkan lebih banyak latar belakang karena genetik," kata Johnny Ludvigsson, peneliti di Universitas Linkoping di Swedia.

Menurutnya, hubungan antara stres dan gangguan autoimun lebih kuat untuk masalah endokrin seperti diabetes dan lebih lemah untuk kondisi kulit dan darah.

Kepala Penelitian Pusat Kesehatan Mental Kopenhagen, Denmark, Michael Eriksen Benros, menuturkan hasil penelitian tersebut menawarkan bukti baru dari cara-cara rumit otak dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dan sebaliknya.

"Jelas ada interaksi dua arah antara sistem kekebalan dan otak. Stres psikologis jangka panjang dapat mempengaruhi beberapa sistem tubuh termasuk tingkat hormon stres dan sistem saraf otonom yang mengakibatkan gangguan fungsi kekebalan tubuh," kata Benros.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

3 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

6 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

6 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

10 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

11 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

11 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

14 hari lalu

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

16 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya