TEMPO.CO, Jakarta - Istilah pola asuh otoriatif dikembangkan oleh psikolog Diana Baumrind. Dia mempelajari anak-anak prasekolah dan menemukan tiga gaya pengasuhan, yaitu otoritatif, ototiter, dan permisif. Studi tersebut menunjukkan bahwa orang tua otoritatif cenderung memiliki anak-anak yang mudah diatur ketimbang pengasuhan otoriter atau permisif.
Baca juga: Belajar dari Anak
Pengasuhan otoriter adalah pengasuhan di mana orang tua menetapkan aturan dengan konsisten tapi tetap mendorong tumbuh kembang anak sehingga dapat memenuhi standar tersebut. “Ini adalah kombinasi kuat dari hubungan, empati, dan harapan yang tinggi tetapi tetap sesuai usia, pola asuh ini juga memiliki potensi untuk membantu anak-anak berkembang secara emosional, sosial, dan akademis,” ujar psikolog Katie Hurley.
Mengutip laman Good Housekeeping, orang tua yang otoritatif sepertinya tahu apa yang terjadi dengan anak-anak mereka. "Mereka selaras dengan emosi anak-anak mereka," kata Hurley. Mereka mendengarkan anak-anak mereka dan mendukung mereka ketika menghadapi rintangan dan kesalahan, tapi mereka juga menetapkan batas-batas yang jelas secara konsisten. Orang tua dengan pola asuh otoritatif mendapat rasa hormat dari anak-anak mereka melalui hubungan yang sehat dan bagaimana strategi pemecahan sebuah masalah.
Ternyata, ada banyak manfaat untuk gaya pengasuhan seperti ini. "Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang otoritatif lebih cenderung menikmati hubungan positif dengan teman sebaya mereka, untuk bekerja dengan baik di sekolah, dan menjadi mandiri daripada anak-anak yang orang tuanya mengambil pendekatan otoriter, permisif," psikologh kata Lisa Damour.
Selain itu dengan pola asuh seperti ini orang tua akan lebih sedikit merasakan stres. “Ketika orang tua menetapkan ekspektasi yang sesuai dengan perkembangan dan membantu anak-anak mencapai harapan tersebut, baik anak-anak dan orang tua merasa tenang dan percaya diri," kata Hurley. "Ini memberikan kontribusi untuk kebahagiaan keseluruhan yang lebih besar bagi anak-anak dan orang tua."
Jika ingin mulai teknik pengasuhan otoritatif, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini.
#1. Renungkan di mana Anda mungkin tidak konsisten dalam menegakkan aturan-aturan yang ada. "Dari sana, Anda dapat mulai menerapkan aturan yang telah dibuah," kata Damour. "Lalu, sebutkan harapan baru, dan lebih tinggi, untuk anak-anakmu saat mereka bertambah tua."
#2. Pelajari jenis pengasuhan yang dibutuhkan si kecil. Beberapa anak membutuhkan hubungan dan perlindungan ketika mereka merasa stres, sementara yang lain mungkin bisa mengatasinya dengan berdiam diri. "Ajarkan regulasi emosional dengan membantu anak Anda membangun perasaan melalui kata-kata," katanya. "Ini cara bagus untuk mulai mendiskusikan berbagai macam emosi yang dialami anak-anak."
#3. Hindari terjebak dalam detail-detail kecil kehidupan sehari-hari. "Ketika orang dewasa mendengar bahwa mereka harus bertujuan untuk terstruktur dalam pendekatan mereka untuk menjadi orang tua, mereka kadang-kadang khawatir bahwa mereka perlu memiliki aturan untuk segalanya," kata Damour. "Sebenarnya, tidak apa-apa untuk memiliki aturan ketat tentang beberapa hal, seperti menyeberang jalan dengan hati-hati atau menjaga lemari kamar tidur tetap rapi."
#4. Tetapi tegakkan aturan prioritas Anda secara seragam. "Sangat penting untuk fokus pada ekspektasi yang sesuai dengan perkembangan untuk anak-anak," kata Hurley. "Penelitian menunjukkan ada kesenjangan harapan di antara orang tua balita. Banyak orangtua beranggapan bahwa anak muda seharusnya mampu melakukan berbagai hal padahal otak mereka belum siap untuk melakukannya.