Gluten Tak Selalu Buruk bagi Anak  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Selasa, 17 Mei 2016 15:32 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jakarta - Diet bebas gluten semakin populer selama beberapa tahun terakhir. Bahkan sebuah survei tahun 2015 menemukan bahwa 25 persen orang Amerika sekarang mengkonsumsi makanan tanpa gluten, atau naik 8 persen dari tahun 2013.

Gluten adalah protein yang ditemukan dalam pati-patian, semisal gandum dan bulgur. Sebagian besar roti, kerupuk, sereal, pasta, dan kue adalah contoh makanan yang mengandung gluten.

Makanan bebas gluten biasanya disarankan untuk mereka yang memiliki penyakit celiac (CD), yaitu kondisi kekebalan tubuh yang membuat orang sakit jika mereka makan gluten. Namun sejauh ini tidak ada bukti ilmiah bahwa diet bebas gluten membawa manfaat kesehatan bagi mereka yang tidak memiliki celiac, alergi gandum, atau sensitivitas tinggi terhadap gluten.

Para ahli mengatakan manfaat kesehatan yang berhubungan dengan makanan bebas gluten sebenarnya mitos. Bahkan mereka menyatakan memberikan anak-anak makanan bebas gluten, sementara mereka tidak memiliki penyakit celiac, bisa berbahaya. "Tidak ada bukti yang mendukung diet bebas gluten untuk anak-anak yang tidak menunjukkan gejala CD atau untuk menunda pengenalan gluten untuk bayi guna mencegah CD," kata Norella R. Reilly dalam tulisannya di The Journal of Pediatrics.

Menurut dia, setiap kali orang menghilangkan semua kategori makanan yang selama ini disantap karena mengandung gluten, dia berisiko kekurangan gizi. Produk bebas gluten, kata Reilly, cenderung rendah nutrisi penting, termasuk vitamin B, kalsium, zat besi, zink, magnesium, dan serat.

Sebaliknya, jika anak kita benar-benar memiliki penyakit celiac atau sensitivitas tinggi terhadap gluten, sebaiknya makanan bebas gluten tidak diberikan pada anak-anak. "Makanan bebas gluten bukan sesuatu yang orang harus lakukan," kata Peter HR Green, Direktur Celiac Disease Center di Columbia University.

Makanan bebas gluten juga memiliki kelemahan lain. Kebanyakan alternatif bebas gluten, seperti pasta dan roti, secara signifikan lebih mahal daripada bahan makanan sejenis lainnya. Sebuah survei pada 2007 yang dilakukan Green dan rekan-rekannya menemukan bahwa pasta dan roti bebas gluten harganya dua kali lipat daripada harga produk konvensional.

Makanan bebas gluten dalam kemasan sering kali tinggi lemak dan gula, yang menyebabkan beberapa anak-anak menjadi gemuk atau kelebihan berat badan. Selain itu, makanan kemasan bebas gluten sering kali tidak diperkaya dengan vitamin dan mineral, yang dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi penting.

Jadi, kesimpulannya, kata Green, tak perlu terpengaruh demam bebas gluten jika anak Anda baik-baik saja, bukan penderita penyakit celiac. Atau jika ingin lebih pasti, konsultasikan dengan dokter anak Anda.

INDAH P | PARENT

Baca juga:
Efek Dahsyat Suara Ibu bagi Otak Anak
Tip Agar Anak Doyan Makan Buah dan Sayur

Emma Watson Pakai Gaun Daur Ulang di Met Gala

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya