Dampak Virus Corona, Ini Langkah Supaya Tak Panik Berlebihan

Rabu, 4 Maret 2020 13:00 WIB

Antrean pembeli di kasir di Hypermart Gajah Mada Plaza, Gambir, Jakarta Pusat, Senin malam, 2 Maret 2020. Tak hanya etalase bahan makanan yang tampak kosong, etalase sabun tangan dan sabun cair pun tampak kosong. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah secara resmi telah mengumumkan kasus positif virus corona. Hal ini membuat publik merasa resah karena virus corona bisa menular antar-manusia. Namun ternyata kepanikan yang berlebihan bisa membuat seseorang menjadi stres.

Psikolog Anisa Cahya Ningrum menjelaskan yang kaitan antara panik dan stres. "Otak dengan segera memproduksi hormon kortisol yang akan berdampak pada beberapa mekanisme tubuh," ujar Anisa saat dihubungi Tempo.co, Selasa 3 Maret 2020.

Mekanisme tubuh itu contohnya tekanan darah dan denyut jantung menjadi lebih cepat, tekanan pada bola mata meningkat, sistem pencernaan terganggu, dan gerakan otot juga terganggu. "Satu hal lagi yang tak kalah penting dari meningkatnya hormon stres, yaitu terjadinya penurunan sistem imun di dalam tubuh. Ketika daya tahan tubuh terganggu, maka risiko tertular penyakit menjadi semakin besar," ucapnya.

Selain itu, hormon kortisol yang tinggi, juga menyebabkan Prefrontal Cortex menjadi terganggu. Ini adalah area otak yang mengatur kemampuan membuat keputusan dan perencanaan. "Jika bagian Prefrontal Cortex terganggu, maka seseorang bisa mengambil keputusan yang tidak logis, misalnya seperti fenomena impulsive buying yang sekarang ini sedang banyak terjadi," lanjut Anisa.

Menurut Anisa, penyebab masyarakat yang panik karena belum mendapat informasi yang tepat tentang fenomena ini, sehingga mengambil langkah yang cenderung berlebihan. Publik beranggapan, bahwa akan terjadi wabah besar, yang berdampak pada kesehatan dan mungkin juga akan mengalami kelaparan dalam kurun waktu tertentu. "Kepanikan hingga melakukan impulsive buying juga disebabkan oleh dorongan yang tinggi untuk menyelamatkan diri dan keluarga, tanpa adanya kepedulian terhadap kepentingan orang lain," ucapnya.

Advertising
Advertising

Agar masyarakat tidak panik berlebihan, perlu upaya sinergi dari berbagai pihak. Anisa menyarankan agar pemerintah memberikan informasi yang akurat tentang gejala penyakit, proses penularan, masa inkubasi, cara pencegahan dan langkah-langkah intervensinya.

Selain itu, masyarakat diharapkan proaktif mencari tahu tentang virus corona ini dari sumber yang dipercaya, dan tidak menelan mentah-mentah semua informasi, tanpa memastikan kebenarannya. Masyarakat juga perlu menahan diri untuk tidak serta merta membagikan informasi ke publik, sebelum memastikan akurasi beritanya.

Selain berperan dalam menyajikan informasi yang kredibel, media juga diharapkan ikut memberikan efek menenangkan, agar masyarakat tidak semakin panik karena berita yang menghebohkan.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

8 jam lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

2 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

2 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

3 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

5 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

7 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya