TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang percaya cairan pembersih tangan atau hand sanitizer itu efektif membunuh kuman. Tak heran saat ini banyak yang memburu hand sanitizer karena juga dipercaya dapat mencegah penyebaran virus corona. Lalu seberapa efektif pemakaian hand sanitizer untuk mencegah virus corona?
The Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat menyarankan agar mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau gunakan pembersih tangan yang mengandung 60 persen alkohol. Jangan menggunakan pembersih tangan.
Menurut Herni Suprapti secara fisik virus akan tergelontor bahkan dengan air biasa. Tingkatan berikutnya, bakteri dan virus akan berubah strukturnya jika terkena sabun biasa. Bahkan, menurutnya terlalu berlebihan jika harus pakai hand sanitizer.
Pengunjung membeli cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020. Lonjakan permintaan serta harga masker dan hand sanitizer tersebut terjadi setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Kota Depok positif terinfeksi virus Corona. ANTARA/Aditya Pradana Putra
"Artinya, bakteri dan virus akan mati. Terus ya hilang digelontor air biasa, tidak harus memakai hand sanitizer. Jadi bisa memakai sabun biasa dan air. Intinya jaga kebersihan dan standar hidup sehat," ucap Herni saat dihubungi Tempo.co, Selasa 3 Maret 2020.
Sedangkan terkait pemakaian masker, menurut Doktor dari Farmakogenetik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini yang membutuhkan masker adalah orang-orang dengan risiko tinggi antara lain tenaga kesehatan yang kontak dengan banyak pasien. "Jangan sampai masker habis, lalu dokter, perawat, staf rumah sakit tidak pakai masker," lanjut Herni,
Dosen di Fakultas Kedokteran WijayaKusuma Surabaya juga menanggapi kepanikan soal masker dan hand sanitizer karena keresahan warga akan penyebaran virus corona. Menurut Herni dalam kondisi seperti saat ini ia mengimbau agar kita semua bisa menunjukkan tepa selira, toleransi, dan akal sehat.