Tren Diet Tanpa Gula, Pahami Beda Gula Alami dan Tambahan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Yunia Pratiwi
Rabu, 26 Februari 2020 06:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Diet tanpa gula menjadi tren sekarang ini. Meskipun tidak ada rencana atau definisi yang formal untuk diikuti, biasanya diet ini menghindari tambahan gula namun tetap memperbolehkan gula alami. Tetapi lebih baik untuk menurunkan berat badan dengan menghilangkan semua gula tambahan. Pertama-tama, Anda perlu tahu apa itu gula dan mengapa gula berbahaya.
Gula sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi apa pun dan hampir tidak memiliki nilai gizi, itulah sebabnya gula sering disebut sebagai kalori kosong. Meskipun gula memiliki rasa manis, bisa jadi malah akan membuat ketagihan. Gula termasuk jenis karbohidrat yang secara alami terdapat beberapa makanan, tetapi bisa juga merupakan zat tambahan pada makanan dan minuman tertentu. Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan diabetes. Namun ada perbedaan antara gula tambahan dan gula alami.
Gula yang terjadi secara alami terdapat dalam makanan secara organik. Seperti fruktosa, yang ditemukan dalam buah dan sayuran akar, laktosa yang ditemukan dalam produk susu dan sukrosa yang ditemukan di semua jenis karbohidrat alami.
Gula tambahan termasuk gula yang ditambahkan produsen makanan ke produk untuk meningkatkan rasa atau memperpanjang umur penyimpanan. Dalam Standard American Diet (SAD), gula tambahan terdapat di dalam soda, minuman buah, sereal, kue, permen, yogurt rasa dan makanan olahan.
Beberapa contoh gula yaitu:
- Agave Nectar
- Gula tebu
- Gula merah
- Sirup Beras Merah
- Sirup Jagung Fruktosa Tinggi
- Jus tebu yang diuapkan
- Gula mentah
- Glukosa
- Gula turbinado
- Madu
- Gula aren
- Gula tetes
- Gula Bit
- Sirup maple
- Sukrosa
- Fruktosa
- Barley Malt Syrup
- Maltodekstrin
Penting juga untuk mencatat berapa banyak gula yang seharusnya Anda konsumsi dalam satu hari. American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk tidak mengkonsumsi lebih dari 25 gram (6 sendok teh) per hari untuk wanita dan tidak lebih dari 36 gram (9 sendok teh) per hari untuk pria.
Takaran gula tersebut tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan satu Grande Caramel Frappucino di Starbucks yang memiliki 55 gram gula atau setara dengan dua kali lipat jumlah yang direkomendasikan untuk wanita dalam sehari. Satu kaleng soda biasa juga mengandung delapan sendok teh gula dan tidak memiliki nilai gizi.
Label fakta nutrisi sekarang juga sudah mengharuskan perusahaan untuk membuat tulisan berapa banyak jumlah tambahan gula dalam produk mereka. Banyak orang menyebut diet tanpa gula sebagai detoksifikasi gula karena menghindari penambahan gula sepenuhnya. Namun bisa jadi sangat sulit karena sebagian besar makanan kemasan memiliki gula tambahan.
Secara teori, mengikuti diet tanpa gula dapat membantu Anda menurunkan berat badan karena banyak makanan manis juga tinggi kalori kosong. Dengan mengurangi asupan gula tambahan, Anda akan mengurangi sejumlah besar kalori dan karenanya dapat menurunkan berat badan Anda. Memilih sumber karbohidrat yang lebih bergizi yang diisi dengan serat, seperti buah-buahan dan biji-bijian, dapat memberikan nutrisi dan rasa kenyang untuk sebagian kecil dari kalori makanan manis tersebut.
Jika Anda tertarik untuk mencoba diet tanpa gula, mulailah dengan pelan-pelan. Misalnya dengan mengurangi konsumsi satu makanan, seperti permen atau makanan yang dipanggang. Salah satu sumber gula tambahan yang paling signifikan dalam makanan berasal dari minuman manis dengan gula termasuk soda, minuman kopi spesial, teh manis, dan jus buah. Secara bertahap menyapih gula tambahan juga dapat melatih kembali selera Anda setelah beberapa minggu untuk membuat Anda kurang membutuhkan gula.
ALFI SALIMA PUTERI | GOODHOUSEKEEPING