Diet Ketogenik Tak Boleh Sembarangan, 7 Bahaya Ini Mengintai

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 25 Februari 2020 07:00 WIB

Ilustrasi diet ketogenik. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Diet ketogenik atau diet keto merupakan diet rendah karbohidrat yang cukup populer. Ketika menjalani diet ketogenik, asupan karbohidrat dikurangi secara drastis dan digantikan dengan lemak. Bahaya diet ketogenik salah satunya adalah reduksi gula darah dan insulin secara masif.

Saat seseorang secara drastis mengurangi asupan karbohidrat, maka tubuhnya akan masuk dalam fase metabolisme “ketosis”. Ketika berada di fase ini, tubuh menjadi lebih efisien membakar lemak sebagai sumber energi. Meski demikian, penting diingat bahwa diet keto bukan untuk sembarang orang. Jika dilakukan tanpa pertimbangan matang, bahaya diet ketogenik bisa jadi risikonya.

Berikut ini beberapa bahaya diet ketogenik

1. Keto flu
Saat seseorang beradaptasi dengan diet ketogenik, tubuhnya bisa mengalami keto flu. Hal ini terjadi karena tubuh kehabisan sumber gula untuk dibakar menjadi energi, dan mulai beralih ke lemak. Itu sebabnya, gejala keto flu adalah tubuh tidak berenergi dan lekas marah atau uring-uringan. Tak hanya itu, orang yang mengalami keto flu juga bisa merasa lapar berlebihan, susah tidur, mual, sistem cerna terasa tidak nyaman, dan kinerja fisik yang juga menurun.

2. Diare
Masih dalam fase adaptasi diet ketogenik, seseorang juga bisa mengalami diare. Tak hanya itu, masalah pencernaan lain juga bisa terjadi. Jika hal ini terjadi, artinya tubuh memerlukan asupan sayuran tinggi serat. Suplemen magnesium juga bisa mengatasi masalah pencernaan. Diare ini juga bisa terjadi karena kantung empedu kewalahan memecah lemak yang dikonsumsi lebih banyak selama menjalani diet ketogenik. Lagi-lagi, bahaya diet ketogenik ini bisa terjadi jika asupan nutrisi tidak seimbang.

3. Penurunan kemampuan fisik
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Sports Medicine and Physical Fitness, diketahui bahwa atlet yang membutuhkan intensitas tinggi dalam waktu singkat seperti pesepeda dan pelari yang menjalani diet ketogenik selama 4 hari justru mengalami penurunan kecepatan.

Advertising
Advertising

Hal ini terjadi karena aktivitas ini membutuhkan cadangan gula untuk dipakai secara cepat. Pada diet keto, cadangan gula dibuat sedikit karena pembatasan konsumsi karbohidrat. Konsekuensinya, kemampuan fisik maksimal menjadi terbatas. Sebut saja pelari yang semula bisa berlari dengan cepat, menjadi lebih lambat. Hal yang sama terjadi pada atlet olahraga intensitas tinggi lainnya.

4. Ketoasidosis
Bagi penderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, sebaiknya urungkan niat mencoba diet ketogenik, kecuali ada supervisi langsung dari ahli gizi atau dokter. Salah satu bahaya diet ketogenik adalah gula darah bisa turun drastis.

Pada penderita diabetes, kondisi ini bisa memicu hal yang lebih berbahaya: ketoasidosis. Artinya, tubuh menyimpan terlalu banyak ketones, asam yang diproduksi dari pembakaran lemak. Risikonya, darah bisa menjadi terlalu asam, mengalami ketidakseimbangan elektrolit dan bisa merusak ginjal, hati, bahkan otak. Apabila dibiarkan, akibatnya bisa fatal.

5. Berat badan kembali naik
Mengingat diet keto bersifat sangat ekstrem dan membatasi asupan karbohidrat secara drastis, para ahli menyebut bahwa diet ini bukan untuk jangka panjang. Idealnya, hanya dilakukan maksimal selama 90 hari.

Namun salah satu bahaya diet ketogenik adalah kemungkinan berat badan kembali naik setelah selesai menjalani diet dan kembali mengonsumsi karbohidrat. Fluktuasi berat badan ini bisa memicu masalah pada gaya makan, mulai dari yang membatasi porsi secara berlebihan – atau sebaliknya – makan tak terkontrol.

6. Metabolisme tubuh kacau
Bahaya diet ketogenik lainnya adalah metabolisme tubuh menjadi kacau diikuti dengan berkurangnya massa otot. Memang berat badan bisa berkurang dalam waktu cepat, namun itu karena massa otot yang hilang.

Tak hanya itu, mengingat otot membakar lebih banyak kalori ketimbang lemak, maka metabolisme tubuh juga rentan menjadi kacau. Ketika berhenti menjalani diet ketogenik pun, mengembalikan massa otot tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bisa jadi yang terjadi malah lemak yang bertambah banyak dan menambah berat badan.

7. Risiko jantung dan diabetes
Risiko penyakit jantung dan diabetes pada ini datang dari pilihan makanan yang salah. Memang dalam diet keto, disarankan mengonsumsi banyak protein hewani. Namun jika berlebihan dan dilakukan tanpa pengawasan ahli gizi, maka konsumsi lemak berlebih dapat meningkatkan kolesterol. Konsekuensinya? Risiko menderita penyakit jantung dan diabetes.

Edukasi tentang nutrisi yang seimbang jauh lebih penting dibanding diet secanggih apapun. Memang benar diet ketogenik terbukti mengurangi berat badan para pelakunya secara signifikan, tapi lagi-lagi tidak ada jaminan hal ini baik bagi tubuh.

Jika benar-benar bulat keinginan melakukan diet ketogenik, sebaiknya di bawah pengawasan ahli gizi atau dokter. Melakukannya sendiri dengan hanya bermodal pengalaman orang lain, salah-salah hanya akan membawa tubuh lebih dekat dengan risiko-risiko penyakit yang tidak diharapkan.

SEHATQ

Berita terkait

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

18 jam lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

7 hari lalu

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

Rasa kantuk merupakan hal normal yang terjadi dalam tubuh. Tapi, ada beberapa penyebab kantuk berat yang harus diwaspadai. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

7 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

8 hari lalu

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

Berikut tips tetap terhidrasi dan sehat selama cuaca panas ekstrem bagi pasien diabetes yang mungkin mengalami respons dari obat.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

11 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

11 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

12 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya