5 Jenis Vaksin Ini Wajib Dilakukan Calon Pengantin, Apa Saja?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Sabtu, 15 Februari 2020 15:15 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak hal yang perlu dipersiakan jelang pernikahan, Termasuk persiapan fisik yang berhubungan dengan kesehatan. Setiap calon pengantin perlu melakukan vaksin sebelum menikah. Hal ini penting sebagai persiapan untuk mencegah terjadinya penyakit serius saat menikah nanti, baik untuk diri sendiri, pasangan, maupun anak.

Vaksinasi adalah metode yang paling efektif untuk mencegah penularan penyakit. Mulai dari penyakit yang menular melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan seksual hingga gangguan medis yang dapat ditularkan dari ibu hamil ke janin. Dengan melakukan vaksinasi, Anda dan pasangan akan semakin mantap untuk melangkah ke jenjang berikutnya.

Berikut adalah jenis-jenis vaksin yang disarankan bagi setiap pasangan sebelum menikah dan memiliki anak.

1. Vaksin HPV (humanpapilloma virus)
Vaksin ini bertujuan mencegah penyakit kanker yang disebabkan oleh virus HPV salah satunya kanker serviks. Penularan virus HPV adalah melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan intim. Idealnya vaksin HPV diberikan pada remaja perempuan maupun laki-laki sebelum mereka aktif secara seksual. Meski laki-laki tidak dapat terkena kanker serviks, mereka tetap memerlukan vaksin ini untuk mencegah penyebaran virus HPV dari pasangannya.

2. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dan vaksin TT (tetanus toksoid)
Vaksin DPT dan TT merupakan vaksin sebelum menikah yang juga disarankan. Vaksin DPT dapat mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Sementara vaksin TT diberikan untuk mencegah penyakit tetanus, baik pada calon ibu maupun bayinya.

Di Indonesia, perempuan yang hendak menikah dihimbau untuk melakukan vaksin TT, terutama yang belum melengkapi jadwal pemberian vaksin ini ketika masih kecil. Jadwal imunisasi tetanus toksoid yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
- TT 1: Minimal dua minggu sebelum menikah. Jarak ini memungkinkan tubuh untuk membentuk antibodi.
- TT 2: Satu bulan setelah TT 1 dengan keefektifan perlindungan sampai tiga tahun ke depan.
- TT 3: Enam bulan setelah TT 2 dengan keefektifan perlindungan sampai lima tahun ke depan.
- TT 4: 12 bulan setelah TT 3 dengan keefektifan perlindungan sampai 10 tahun ke depan.
- TT 5: 12 bulan setelah TT 4 dengan keefektifan perlindungan sampai 25 tahun ke depan.

Advertising
Advertising

3. Vaksin cacar air
Semua orang wajib menjalani vaksin cacar air, termasuk bagi Anda yang hendak menikah dan belum pernah melakukan imunisasi ini. Penyakit cacar air yang terjadi saat hamil dapat membahayakan ibu maupun janin. Namun harap diingat bahwa vaksin cacar air dilarang diberikan pada ibu hamil.

Untuk mengetahui Anda sudah pernah menjalani vaksinasi cacar air atau belum, Anda bisa melakukan tes darah. Dari hasil tes ini, dokter bisa melihat ada tidaknya antibodi terhadap virus cacar air dalam tubuh Anda. Setelah menerima vaksin cacar air, para wanita perlu menunggu setidaknya satu bulan sebelum memutuskan untuk hamil.

4. Vaksin MMR (measles, mumps, rubella)
Vaksin
MMR termasuk dalam vaksin sebelum menikah yang sangat direkomendasikan. Melakukan vaksin ini dapat menjauhkan Anda dari penyakit campak, gondong, dan rubella. Anda dianjurkan untuk melakukan vaksinasi MMR sebelum memutuskan untuk hamil. Pasalnya, terkena campak, gondongan, atau rubella saat mengandung dapat meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi.

Sama seperti imunisasi cacar air, Anda dan pasangan juga perlu menunda kehamilan selama satu bulan sehabis menerima vaksin MMR. Vaksin MMR termasuk aman. Jadi jika Anda ragu sudah pernah menerimanya atau belum, Anda boleh kembali menjalaninya.

5. Vaksin hepatitis B
Vaksin sebelum menikah lainnya adalah imunisasi hepatitis B. Virus hepatitis B dapat menyebar melalui darah, air mani, atau air liur yang telah terinfeksi. Jika mengidap hepatitis B dan tidak terdeteksi, Anda berisiko menularkannya ke pasangan Anda. Misalnya, melalui hubungan seks. Wanita yang mengidap penyakit ini juga bisa menyebarkannya pada bayi lewat proses persalinan.

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena hepatitis B meliputi orang yang melakukan kontak seksual dengan penderita, tinggal bersama penderita, pengguna obat-obatan terlarang yang disuntik, serta pekerja medis. Terdapat vaksin kombinasi hepatitis A dan hepatitis B untuk mempermudah pemberian vaksin. Jenis vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali dengan jarak enam bulan di antara tiap dosis.

SEHATQ

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

2 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

3 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

5 hari lalu

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.

Baca Selengkapnya

Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

7 hari lalu

Persoalan yang Bisa Muncul Akibat Menikah karena Dijodohkan

Perjodohan memang tak selalu berjalan mulus apalagi bila tanpa cinta. Berikut beberapa persoalan yang bisa muncul bila menikah karena dijodohkan.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

9 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya