Langkah Awal Atasi Keracunan Makanan Agar Tak Bertambah Parah

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 6 Januari 2020 06:05 WIB

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Keracunan makanan umumnya terjadi jika merasa mual atau diare setelah mengonsumsi sesuatu. Makanan atau minuman penyebab keracunan, mengandung bakteri, virus, atau parasit yang dapat mengeluarkan racun. Namun saat keracunan makanan terjadi, Anda perlu memerhatikan beberapa langkah pertolongan pertamanya, agar gangguan ini tidak bertambah parah.

Waktu munculnya gejala keracunan makanan sangat beragam, mulai dari satu jam hingga 28 hari setelah makanan tersebut dikonsumsi. Selain mual dan diare, gejala lainnya adalah kram perut, tidak nafsu makan. sedikit demam, lemas dan pusing. Kondisi lain yang perlu diwaspadai agar keracunan tidak bertambah parah seperti diare tidak kunjung berhenti setelah tiga hari, demam tinggi lebih dari 38,6 derajat celcius, sulit bicara atau melihat, mengalami gejala dehidrasi parah mulut kering, buang air kecil sedikit, dan sulit menelan cairan, serta urine berdarah.

Jika mengalami hal tersebut, segera periksa ke dokter. Saat terjadi keracunan makanan, ada dua hal yang harus Anda lakukan, yaitu mengontrol rasa mual dan muntah, serta menjaga agar tubuh tidak dehidrasi.

1. Cara mengontrol rasa mual dan muntah
Untuk mengontrol rasa mual dan muntah, berikut ini langkah yang bisa Anda lakukan.

- Jangan mengonsumsi makanan padat hingga muntah berhenti. Saat masih sering muntah, sebaiknya Anda konsumsi makanan ringan yang tawar, seperti roti, pisang, atau nasi.
- Usahakan tetap minum, untuk membantu meredakan muntah.
- Jangan konsumsi gorengan, makanan yang berlemak, pedas, atau manis.
- Jangan langsung mengonsumsi obat antimual atau obat diare tanpa berkonsultasi ke dokter. Sebab, beberapa jenis obat bisa membuat diare justru semakin parah.

Advertising
Advertising

2. Cara mencegah dehidrasi saat keracunan makanan
Saat mengalami keracunan makanan, Anda berisiko tinggi terkena dehidrasi akibat muntah dan diare yang terjadi. Karena itu, untuk mencegahnya, konsumsi air putih secara perlahan. Minum dalam jumlah sedikit terlebih dahulu, lalu tingkatkan jumlah konsumsi secara perlahan-lahan. Jika muntah-muntah dan diare masih terjadi setelah 24 jam, konsumsilah minuman penambah dan pengganti cairan tubuh yang hilang.

Setelah melakukan pertolongan pertama pada keracunan makanan, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Untuk mengatasi kondisi ini, doker biasanya akan memberikan perawatan berupa:

• Penggantian cairan yang hilang
Jika mengonsumsi air putih dan cairan lain dinilai tidak cukup untuk mengganti hilangnya cairan dan elektrolit akibat keracunan makanan, dokter akan merekomendasikan untuk memberikan cairan infus.

• Antibiotik
Apabila keracunan makanan terjadi akibat adanya kontaminasi bakteri dan gejala yang Anda alami parah, dokter dapat memberikan obat antibiotik untuk mengatasinya. Obat ini akan diberikan melalui infus, selama Anda menjalani perawatan di rumah sakit.

Namun, obat antibiotik tidak akan membantu apabila keracunan makanan terjadi akibat kontaminasi virus. Oleh karena itu, jangan sembarangan mengonsumsi obat antibiotik saat Anda merasa mengalami keracunan makanan.
Selama masa penyembuhan, Anda juga sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang sulit dicerna, seperti susu dan produk olahannya, termasuk keju, kafein, alkohol, soda dan makanan dengan terlalu banyak bumbu.

SEHATQ

Berita terkait

Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

5 hari lalu

Kenali Gejala-gejala dan Cara Mencegah Keracunan Makanan

Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul saat terjadi keracunan makanan dan cara untuk menghindari keracunan makanan

Baca Selengkapnya

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

5 hari lalu

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

Apa saja pertolongan pertama untuk keracunan makanan sebelum terlambat untuk diatasi?

Baca Selengkapnya

Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

6 hari lalu

Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

Minuman isotonik merupakan minuman yang memiliki komposisi yang menyerupai cairan tubuh manusia sehingga memperoleh tekanan osmosis yang seimbang.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

12 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

20 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

20 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Semangat Jalani Puasa, Jangan Lupa Penuhi Nutrisi dan Hidrasi di Bulan Ramadan

22 hari lalu

Semangat Jalani Puasa, Jangan Lupa Penuhi Nutrisi dan Hidrasi di Bulan Ramadan

Kebutuhan protein hewani untuk penuhi nutrisi keluarga sangat penting. Penuhi nutrisi dan konsumsi air cukup untuk cegah dehidrasi di Bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Cegah Penggumpalan Darah, Lakukan Hal Ini 2 Jam Sekali saat Penerbangan Jarak Jauh

27 hari lalu

Cegah Penggumpalan Darah, Lakukan Hal Ini 2 Jam Sekali saat Penerbangan Jarak Jauh

Pakar kesehatan membagikan tips untuk mencegah ketidanyamanan dan risiko kesehatan saat penerbangan jarak jauh

Baca Selengkapnya

Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

28 hari lalu

Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang sesuai, risiko terjadinya batu ginjal dapat diminimalkan.

Baca Selengkapnya