Menerima Diri Sendiri Mulai dari Niat Lanjutkan dengan 9 Tips Ini

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Kamis, 19 Desember 2019 22:10 WIB

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang pasti memiliki kekurangannya masing-masing. Apapun itu bentuknya, kadang Anda terlalu menuntut diri terlalu tinggi dan merasa kesal dan marah saat tidak berhasil mencapainya. Menerima diri sendiri bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu serta proses yang berulang, tetapi dengan menerima diri sendiri, Anda akan merasa lebih lega.

Bagi sebagian orang, menerima diri sendiri merupakan sesuatu yang sangat sulit. Anda dapat mengalami kesusahan untuk menerima diri sendiri akibat dari kurang memahami diri sendiri dan adanya luka batin di masa lalu. Selain itu, Anda akan menjadi sulit untuk menerima diri sendiri saat Anda tidak memahami atau menyadari berbagai emosi yang berada dalam diri Anda. Terkadang hal ini muncul dari trauma masa lalu, Anda berusaha untuk menghalau emosi-emosi tersebut dengan menekannya dan pada akhirnya Anda menyangkal diri sendiri.

Ajaran dari orangtua juga membuat Anda bisa menyangkal diri. Misalnya, Anda harus tangguh agar bisa terlihat kuat dan diterima oleh orangtua. Hal ini terbawa hingga dewasa dan membuat Anda merasa perlu untuk menyesuaikan diri agar diterima oleh orang sekitar daripada menjadi diri sendiri. Anda merasa bahwa orang-orang tidak akan mencintai dan menerima diri Anda yang sebenarnya, pada akhirnya akan kesulitan untuk menerima diri sendiri.

Sulit menerima diri sendiri juga bisa datang dari perkataan-perkataan orang-orang di masa lalu, seperti orangtua, yang menekankan bahwa diri Anda tidak berguna. Perkataan tersebut terbawa hingga dewasa dan membuat Anda kesusahan menerima diri sendiri.

Namun, kondisi ini bukanlah sesuatu yang permanen, karena tiap orang dapat belajar untuk menerima dirinya sendiri. Proses menerima diri sendiri terkadang dapat menimbulkan rasa sakit dan kesedihan. Meskipun tidak mudah, tetapi Anda dapat mengikuti tips-tips di bawah ini untuk dapat menerima diri sendiri.

Advertising
Advertising

1. Dimulai dengan keinginan
Langkah paling pertama dari menerima diri sendiri adalah adanya hasrat atau tekad untuk bisa berubah dan menerima diri sendiri. Jika Anda tidak bersungguh-sungguh dalam menjalaninya, Anda nantinya akan tetap berusaha untuk menutupi sisi negatif Anda. Proses menerima diri sendiri memang sulit karena harus berhadapan dengan sisi diri yang tidak diinginkan dan luka batin yang dialami. Namun, semua hal tersebut perlu dilalui untuk bisa menerima diri sendiri.

2. Hargai diri Anda
Sama seperti Anda tidak ingin menyakiti orang lain, jangan sakiti diri Anda. Hargailah diri dan pahami bahwa setiap kelemahan dan kekurangan dalam diri adalah hal yang normal.

Selanjutnya terima semua emosi
<!--more-->
3. Terima ‘sisi gelap’ Anda
Tiap orang memiliki ‘sisi gelap’ atau sisi negatifnya yang ketika diingat malah memicu kesulitan menerima diri sendiri. Akan tetapi, bagaimanapun juga, menerima diri sendiri berarti menerima segala aspek diri Anda. Menyadari dan menerima sisi negatif tersebut adalah langkah krusial dalam menerima diri sendiri.

4. Terima semua emosi dalam diri
Kadang kala, Anda mungkin tergoda untuk menyangkal ataupun menekan berbagai emosi yang bermunculan saat Anda sedang dalam proses menerima diri sendiri. Di saat demikian, Anda justru tidak boleh menekan emosi tersebut. Rasakan semua emosi kesedihan, kemarahan, rasa sakit, dan sebagainya yang mengguyur badan Anda, dengan demikian, Anda akan bisa menyadari dan memperhatikan apa yang terjadi dalam diri Anda.

5. Ingat aspek positif Anda
Tidak hanya menerima aspek negatif, Anda juga tidak boleh melupakan sisi positif Anda. Jangan hanya berfokus pada sisi negatif, tetapi akui bahwa Anda juga memiliki kelebihan-kelebihan yang menarik. Cobalah buat daftar mengenai hal-hal positif dalam diri Anda, bila sulit, mintalah pendapat orang-orang sekitar mengenai hal-hal positif pada diri Anda.

6. Ubah pandangan Anda
Kadang pandangan yang terlalu ekstrim dapat menjadi akar permasalahan dari kesulitan Anda menerima diri sendiri. Lihatlah diri secara keseluruhan dari sisi positif maupun negatif.

7. Hentikan pola pikir negatif
Pola pikir negatif dapat menghambat proses menerima diri sendiri. Pola pikir negatif jugalah yang dapat membuat Anda memiliki pandangan ekstrim terhadap diri. Anda perlu menyadari dan menghentikan kebiasaan buruk untuk mengkritik diri sendiri. Misalnya, jika Anda sering mengganggap diri bodoh karena melakukan kesalahan, tantang pemikiran tersebut dengan melihat fakta bahwa kesalahan yang dilakukan bukan karena Anda bodoh, tetapi karena kurang teliti.

8. Maafkan diri sendiri
Menerima diri sendiri juga melibatkan proses memaafkan diri sendiri. Setiap kesalahan yang dilakukan bukanlah sesuatu yang perlu digunakan untuk menghukum diri sendiri. Kesalahan tersebut justru harus menjadi batu loncatan dan pembelajaran untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

9. Berikan saran untuk diri sendiri
Saat sedang bingung, Anda bisa ‘meminta saran’ kepada diri sendiri. Bayangkan bahwa Anda memiliki teman yang juga dalam masalah ingin menerima diri sendiri, cobalah berikan saran kepada ‘teman Anda’ untuk mengatasi masalahnya dan terapkan saran tersebut untuk diri sendiri. Jika kesulitan, Anda bisa meminta bantuan teman untuk berperan menjadi diri Anda dan adalah orang yang dimintai saran.

10. Seleksi orang-orang di sekitar
Tidak semua orang-orang di sekitar Anda memberikan dampak positif yang membangun. Beberapa orang justru membuat Anda menjadi makin sulit menerima diri sendiri. Misalnya, pacar yang selalu menganggap diri Anda tidak berguna, dan sebagainya. Bangunlah hubungan dengan orang-orang yang tepat yang dapat mendorong Anda untuk menerima diri sendiri.

Menerima diri sendiri tidak berarti Anda tidak berusaha menanggulangi aspek negatif Anda, justru dengan menerima diri sendiri, Anda memahami tiap aspek negatif tersebut dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Apabila Anda mengalami kesulitan untuk menerima diri sendiri meskipun sudah menerapkan tips-tips di atas, coba konsultasikan dengan psikiater, psikolog, atau konselor.

SEHATQ

Berita terkait

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

6 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

6 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

9 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

11 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

14 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

14 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya

3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

23 hari lalu

3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.

Baca Selengkapnya

Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

24 hari lalu

Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

43 hari lalu

Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

Psikolog menyampaikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak

Baca Selengkapnya

6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

44 hari lalu

6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.

Baca Selengkapnya