Selain Berat Badan Naik, Ada 8 Efek Samping Konsumsi Pil KB

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 15 Oktober 2019 06:01 WIB

Ilustrasi wanita memegang pil KB. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ada beragam metode kontrasepsi atau Keluarga Berencana (KB) mulai dari IUD, pil KB, suntik, implan dan lainnya. Salah satu yang paling populer adalah pil KB. Tentunya keputusan mengonsumsi pil KB harus melalui pertimbangan matang. Ada kemungkinan seseorang merasa tidak cocok dengan metode KB yang digunakan. Apalagi, pil KB bekerja dengan memengaruhi hormon dalam tubuh.

Dibandingkan dengan metode KB lainnya, pil KB adalah yang paling mudah aksesnya. Tidak perlu melalui prosedur tertentu di rumah sakit atau dengan dokter kandungan, pil KB bisa dikonsumsi sendiri seperti halnya mengonsumsi vitamin.

Bahkan untuk pertama kalinya, pemerintah California, Amerika Serikat, memberi akses obat pencegah HIV tanpa harus dengan resep dokter. Salah satu jenis obatnya yaitu pre-exposure prophylaxis (PrEP) bekerja serupa dengan pil KB. Sementara di Indonesia, pil KB juga menjadi pilihan banyak wanita yang ingin mencegah kehamilan. Jika dikonsumsi dengan tepat, pil KB 99,9 persen efektif mencegah kehamilan.

Metode KB yang bersifat hormonal seperti pil KB juga mengubah cairan serviks menjadi lebih kental sehingga sulit dilewati sperma. Konsekuensinya, mustahil bagi sperma untuk bisa berenang hingga mencapai sel telur. Tak hanya itu, pil KB juga mengondisikan dinding rahim sedemikian rupa sehingga sel telur yang telah dibuahi sukar menempel dan bertumbuh.

Advertising
Advertising

Namun, tidak semua wanita yang aktif secara seksual direkomendasikan mengonsumsi pil KB. Ada beberapa perkecualian terhadap wanita berusia di atas 35 tahun yang aktif merokok, penderita penyumbatan darah terutama di paru-paru, kaki, dan lengan, penderita jantung atau gangguan hati akut, penderita kanker rahim atau kanker payudara, dan wanita dengan tekanan darah tinggi. Sampaikan kepada dokter kandungan jika Anda pernah atau sedang memiliki kondisi di atas, termasuk jika ada saudara kandung yang menderita penyumbatan darah.

Berikut ini beberapa efek samping pil KB yang kerap terjadi

1. Menstruasi lebih lama
Sangat mungkin ketika hormon berubah akibat pengaruh pil KB, maka menstruasi terjadi di luar prediksi. Pil KB bekerja sehingga dinding rahim luruh dan mustahil terjadi pembuahan. Ketika proses awal seseorang mulai mengonsumsi pil KB, biasanya yang terjadi adalah menstruasi terjadi lebih lama bahkan volume darah yang keluar juga lebih banyak. Selama tidak ada keluhan seperti nyeri di perut, tidak ada masalah. Namun jika terasa sakit, segera konsultasi pada dokter.

2. Berat badan naik
Bukan tidak mungkin pula efek samping pil KB membuat berat badan naik. Hal ini terjadi karena hormon estrogen dalam pil KB menyebabkan cairan dalam tubuh tertahan, terutama di bagian payudara dan pinggul. Bahkan, estrogen juga membuat sel lemak lebih besar ketimbang sebelum mengonsumsi pil KB.

3. Mual
Reaksi lain yang mungkin muncul saat mengonsumsi pil KB adalah rasa mual seperti ingin muntah. Hal ini terjadi terutama apabila seseorang baru mulai mengonsumsi pil KB. Selama masih bisa ditoleransi, tidak masalah. Tapi jika terasa mengganggu, coba tanyakan pada dokter kandungan Anda.

4. Gairah seksual fluktuatif
Memang wajar jika gairah seksual seseorang naik turun bergantung pada kondisi dan rangsangan. Namun pada orang yang mengonsumsi pil KB, fluktuasi gairah seksual ini bisa terjadi lebih dominan dari biasanya.

5. Mood berubah
Hormon yang berubah terkadang membuat mood menjadi tak bisa ditebak. Biasanya, hal ini terjadi ketika seseorang akan menstruasi atau menopause. Namun wanita yang mengonsumsi pil KB juga bisa merasakan hal serupa.

6. Payudara tak nyaman
Lagi-lagi karena ada perubahan hormon, sangat mungkin seseorang merasa tidak nyaman pada payudaranya. Sensasi yang kerap terasa adalah rasa nyeri dan sensitif pada payudara. Jika terasa sangat mengganggu hingga menghambat aktivitas, coba cari alternatif metode KB lainnya.

7. Sakit kepala dan migrain
Wanita yang mengonsumsi pil KB juga lebih rentan mengalami sakit kepala dan migrain. Hal ini terjadi ketika tubuh tengah beradaptasi dengan perubahan hormon.

8. Keputihan
Wajar jika cairan dari vagina seperti keputihan keluar lebih banyak ketika mengonsumsi pil KB. Hal ini terjadi karena ada peningkatan hormon progesteron. Selama keputihan tetap berwarna putih atau kekuningan, tidak gatal, dan tidak berbau menyengat, tidak ada masalah.

9. Penebalan kornea mata
Berubahnya hormon saat mengonsumsi pil KB juga dikaitkan dengan penebalan kornea mata. Biasanya, orang yang mengenakan lensa kontak akan merasakan hal ini lebih dominan ketimbang yang mengenakan kacamata.

SEHATQ

Berita terkait

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

21 hari lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

20 Februari 2024

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seksual, seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual,

Baca Selengkapnya

Ada Masalah Kesuburan sampai Haid, Jangan Malu Periksa ke Ginekolog

13 November 2023

Ada Masalah Kesuburan sampai Haid, Jangan Malu Periksa ke Ginekolog

Mulai masalah gangguan kesuburan sampai infeksi terkait hubungan seksual, semua bisa dikonsultasikan. Tak perlu malu periksa ke ginekolog.

Baca Selengkapnya

Mitos soal Alat Kontrasepsi yang Jadi Faktor Penghambat Program KB

20 Oktober 2023

Mitos soal Alat Kontrasepsi yang Jadi Faktor Penghambat Program KB

Pakar menyebut berbagai mitos seputar penggunaan obat dan alat kontrasepsi masih jadi tantangan cakupan pelayanan program KB.

Baca Selengkapnya

Pesan-pesan 'Cinta yang Manis' dari Xian untuk Mendorong Angka Kelahiran

23 Agustus 2023

Pesan-pesan 'Cinta yang Manis' dari Xian untuk Mendorong Angka Kelahiran

Otoritas KB Kota Xian di Cina minggu ini mengirim pesan "cinta yang manis" dalam sebuah langkah baru untuk mendorong angka kelahiran yang lesu.

Baca Selengkapnya

Masih Bisa Orgasme, Begini Prosedur dan Syarat Metode Operasi Pria

19 Juli 2023

Masih Bisa Orgasme, Begini Prosedur dan Syarat Metode Operasi Pria

Pria yang menjalani vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) masih bisa ejakulaai saat berhubungan seksual.

Baca Selengkapnya

Penduduk RI Tumbuh Melambat, Bappenas Berharap Penyusunan Kebijakan Keluarga Berencana Era Baru

16 Mei 2023

Penduduk RI Tumbuh Melambat, Bappenas Berharap Penyusunan Kebijakan Keluarga Berencana Era Baru

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa meluncurkan proyeksi pertumbuhan penduduk RI periode 2020-2050.

Baca Selengkapnya

China Luncurkan Proyek untuk Bangun Budaya Nikah dan Punya Anak 'Era-Baru'

15 Mei 2023

China Luncurkan Proyek untuk Bangun Budaya Nikah dan Punya Anak 'Era-Baru'

China pernah menerapkan kebijakan satu anak yang kaku dari 1980 hingga 2015, tetapi kini khawatir dengan penurunan jumlah penduduk.

Baca Selengkapnya

5 Kiat Mencegah Penularan Sifilis

11 Mei 2023

5 Kiat Mencegah Penularan Sifilis

Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mencatat, jumlah orang dengan penyakit sifilis meningkat hampir 70 persen sejak 2016 hingga 2022

Baca Selengkapnya

Tren Muslim di India Memiliki Keluarga Kecil Meningkat

12 April 2023

Tren Muslim di India Memiliki Keluarga Kecil Meningkat

Warga Muslim di India lebih banyak yang memilih memiliki keluarga kecil dengan program Keluarga Berencana saat populasi negara itu mengalahkan China

Baca Selengkapnya