6 Hal yang Membedakan Hamil Anggur dan Hamil Normal

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 9 Juli 2019 06:00 WIB

Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pada kasus hamil anggur, biasanya ibu hamil tidak tahu bahwa janin yang dikandungnya gagal tumbuh. Di dalam rahimnya hanya terdapat kumpulan kista berbentuk gumpalan air berwarna putih seperti anggur.

Baca juga: Buat Ibu Hamil Susu Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Zat Besi Harian

Hamil anggur memang seringkali tidak disadari karena memiliki tanda-tanda yang mirip pada wanita dengan kehamilan normal. Namun ada beberapa tanda hamil anggur d yang berbeda dibandingkan dengan kehamilan normal. Tanda-tanda wanita hamil tersebut meliputi beberapa hal berikut ini.

#1. Tidak ada gerakan janin atau detak jantung yang terdeteksi
Pada kehamilan normal, ibu dapat melihat gerakan janin atau mendengar suara detak jantung janin ketika melakukan USG. Akan tetapi, jika tak ada suara detak jantung yang terdeteksi atau tidak ada pergerakan janin, maka kemungkinan ibu menderita hamil anggur. Meski demikian, hal ini tidak selalu menjadi tanda dari hamil anggur sehingga ibu hamil perlu memastikannya secara lebih lanjut kepada dokter.

#2. Perdarahan vagina yang mengandung kumpulan kista seperti anggur
Kondisi ini merupakan salah satu tanda yang membedakan hamil anggur dengan hamil normal. Perdarahan yang terjadi pada hamil anggur bisa berwarna coklat atau merah terang, dan terjadi selama trimester pertama.

Advertising
Advertising

Selain itu, perdarahan ini dapat disertai dengan keluarnya kumpulan kista yang berbentuk seperti anggur. Akan tetapi, pada hamil normal, ibu hamil trimester pertama hanya akan mengalami perdarahan ringan berupa bercak selama kurang lebih dua hari. Bercak perdarahan tersebut merupakan hal yang normal jika tidak ditandai dengan nyeri perut hebat.

#3. Mual dan muntah yang lebih sering dan parah
Mual dan muntah pada kehamilan normal merupakan kondisi yang sering terjadi. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja pada pagi, siang, sore, ataupun malam hari. Mual dan muntah yang terjadi biasanya ringan dan tidak akan meningkatkan risiko masalah apa pun pada bayi.

Lain halnya dengan hamil anggur, mual dan muntah pada hamil anggur terjadi lebih sering dan lebih parah. Hal ini tentunya akan membuat ibu kelelahan dan kehilangan banyak cairan. Jika ibu mengalami dehidrasi akibat terlalu banyak muntah, maka akan sangat berbahaya bagi kesehatan dirinya.

#4. Pembesaran perut yang tidak biasa
Pada hamil anggur, perut dan rahim lebih cepat membesar dibandingkan dengan hamil normal. Kondisi ini biasanya tidak terlihat pada awal kehamilan dan lebih sering terjadi pada trimester kedua. Pembesaran perut yang tidak biasa ini banyak terjadi pada hamil anggur lengkap, sementara pada hamil anggur parsial jarang terjadi. Jika ibu merasa adanya pembesaran perut yang tidak biasa, sebaiknya segera lakukan USG untuk memastikannya.

#5. Preeklampsia dini
Preeklampsia pada kehamilan normal biasanya terjadi di trimester tiga kehamilan. Akan tetapi, jika terjadi lebih awal, seperti di trimester pertama atau kedua, maka kondisi tersebut bisa menandakan ibu mengalami hamil anggur. Preeklampsia dapat menyebabkan ibu mengalami tekanan darah tinggi, tangan atau kaki bengkak, terlalu banyak protein dalam urine, dan sakit kepala. Jika ibu mengalami kondisi tersebut di awal kehamilan, maka ia harus waspada dan segera memeriksakannya ke dokter.

#6. Hipertiroidisme atau tiroid terlalu aktif
Ketika hamil, terjadi peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) pada tubuh. Namun, peningkatan hormon hCG yang terlalu tinggi pada hamil anggur bisa menyebabkan kelenjar tiroid ibu menjadi terlalu aktif. Hal ini dapat mengakibatkan kulit menjadi hangat, berkeringat, gemetaran, dan jantung berdetak cepat. Sementara itu, pada kehamilan normal, bukan hanya hipertiroidisme yang dapat terjadi, tapi juga hipotiroidisme (kurangnya hormon tiroid).

Selain melihat tanda-tanda wanita hamil tersebut, untuk memastikan ibu mengalami hamil anggur atau tidak, tentunya mereka harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sedini dan serutin mungkin untuk menghindari risiko tertentu jika memang ia terbukti mengalami hamil anggur.

Ibu dapat melakukan pemeriksaan panggul melalui USG untuk melihat besar kecilnya rahim, pembesaran ovarium, dan jumlah hormon hCG yang tinggi. Selain itu, sonogram juga bisa dilakukan untuk melihat kumpulan kista berbentuk seperti anggur yang menandakan ketidaknormalan pada plasenta. Dokter akan memberitahu ibu mengenai penanganan yang harus dilakukan jika memang benar-benar mengalami hamil anggur.

SEHATQ

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

3 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

4 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

7 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

14 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

15 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

24 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

27 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

27 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

28 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

29 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya