Bahaya Minum Antibiotik Berlebihan, Bisa Berujung Kematian

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 17 November 2018 10:43 WIB

www.sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Antibiotik sering dianggap sebagai pengobatan paling ampuh ketika obat-obatan nonresep dianggap tidak lagi mampu mengatasi penyakit tertentu. Tak jarang, pasien minta diresepkan antibiotik oleh dokter karena tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari. Bahkan, ada pula yang membeli antibiotik secara bebas di apotek atau toko obat.

Padahal, antibiotik tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan, apalagi jika tanpa resep dokter karena justru akan menimbulkan resistensi antibiotik. Akibatnya, bakteri yang mematikan tersebut tidak lagi mempan dilawan antibiotik atau sudah kebal sehingga dapat mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi.

Artikel lain:
Demam Tidak Selalu Diatasi dengan Antibiotik, Simak Saran Ahli
Penyakit Apa yang Perlu Antibiotik? Ini Penjelasan Dokter

Jika jumlah bakteri resisten antibiotik semakin banyak, pasien harus menjalankan ragam prosedur medis, seperti transplantasi organ, kemoterapi, pengobatan diabetes, dan operasi besar. Efek dari kondisi ini, pasien harus menanggung perawatan yang lebih lama dan mahal.

Antibiotik ditemukan pada 1928 oleh Alexander Fleming. Antibiotik tersebut telah berhasil melindungi ratusan juta orang dari penyakit menular yang disebabkan bakteri, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan meningitis.

Advertising
Advertising

Sayangnya, penggunaan yang berlebihan menyebabkan mikroba semakin sulit ditangani. Bakteri mampu melawan dan membangun kekebalan terhadap obat-obatan, bahkan sudah resisten meski pasien menggunakan antibiotik sebab semakin banyak antibiotik yang salah digunakan, bakteri akan membuat pertahanan dengan lebih kuat sehingga ketika ada antibiotik yang masuk bakteri sudah mampu melawannya.

Para ahli kesehatan, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setuju bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil, Antimicrobial Resistance (AMR) diperkirakan akan mengakibatkan sekitar 10 juta kematian secara global setiap tahun pada 2050.

Sementara itu, berdasarkan data Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 135.000 kematian per tahun akibat resistensi antibiotik. Hal ini memunculkan kesadaran akan pentingnya ancaman resistensi antibiotik di Indonesia.

FPC. Rumor Antibiotik. Shutterstock

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (Pamki), Anis Karuniawati, mengatakan untuk mengendalikan resistensi antibiotik diperlukan upaya penatalaksanaan antibiotik. Aturan tersebut sudah dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 8 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa setiap rumah sakit diwajibkan memiliki tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) dan menerapkan program pengendalian antibiotik di rumah sakit masing-masing.

“Artinya, antibiotik tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Hanya pasien dengan penyakit tertentu yang membutuhkan antibiotik dan harus dengan resep dokter, tidak bisa dibeli bebas di apotek, apalagi toko obat. Kami pun telah mengedukasi semua dokter agar tidak memberikan pasien antibiotik jika tidak membutuhkan,” tuturnya.

Beberapa penyakit yang sebetulnya tidak membutuhkan antibiotik adalah flu, batuk, demam, dan diare, yang sebetulnya bisa disembuhkan hanya melalui pengobatan biasa. Ternyata, dari hasil penelitian tentang implementasi PPRA dalam mendukung patient safety menunjukan bahwa sosialisasi PPRA memberikan dampak peningkatan kesadaran klinis untuk memeriksakan kultur yaitu dari 29,75 persen menjadi 64,56 persen.

Baca juga:
Sebab Obat Antibiotik Harus Dihabiskan
Enzim pada Nanas Lebih Ampuh dibanding Antibiotik Kimia

Selain itu, langkah ini juga mampu menghemat pengeluaran belanja antibiotik sebesar Rp 203.000 per pasien selama rawat inap dibandingkan dengan pra sosialisasi PPRA karena melalui aturan ini pihak medis melakukan pengendalian dan mengurangi pemberian resep antibiotik bagi pasien yang tidak memerlukan.

“Namun, ini masih menjadi pekerjaan rumah besar karena PPRA ini belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh tenaga medis dan masyarakat. Dibutuhkan adanya konsistensi dalam menjalankan aturan tersebut,” tambah Anis.

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

15 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

16 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

23 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya