TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan antibiotik secara berlebihan bisa menyebabkan terjadinya kebal antibiotik. Padahal, tidak semua penyakit harus minum antibiotik, misal saat sakit pilek, batuk, diare tanpa darah, dan muntah.
Keempat penyakit tersebut pernah dialami semua orang dan tidak memerlukan antibiotik sebagai pengobatan. Dokter Spesialis Anak Nurul Hariadi mengatakan, tidak seharusnya penyakit batuk, pilek, muntah, atau diare tanpa darah, diberikan antibiotik. Jadi, baik dokter maupun pasien tidak perlu meminta antibiotik pada dokter maupun membeli secara bebas.
“Adapun, penyebab terserang penyakit dengan gejala pilek, batuk, muntah, dan diare tanpa darah itu adalah virus. Jadi tidak perlu minum antibiotik karena penggunaannya untuk mengobati penyakit karena infeksi bakteri,” kata dr. Nurul.
Dalam penelitian organisasi kesehatan dunia (WHO) pada 2005, sebanyak 50 persen pemberian resep di fasilitas kesehatan primer dan rumah sakit di Indonesia mengandung antibiotik. Survei Nasional Kementerian Kesehatan pada 2009 menyebut pemberian antibiotik kebanyakan justru untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti flu dan diare.
Lebih lanjut, dampaknya adalah bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Akibatnya, pasien bisa tidak sembuh ketika terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri. “Resistensi antibiotik dapat terbentuk dua tahun setelah antibiotik pertama digunakan,” tambah Nurul.
Artikel lain:
Para Ibu Lebih Rentan Sakit, tapi Juga Lebih Tangguh
Alasan Kenapa Wanita Asia Merawat Kulit dengan Teh Hijau
Mandi yang Tak Baik buat Kesehatan, Seperti Apa?