Penelitian soal Rokok Semakin Aktif demi Turunkan Jumlah Perokok

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 27 Oktober 2018 19:26 WIB

Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya angka perokok mendorong para peneliti dari berbagai negara melakukan kajian untuk menemukan cara mengatasi masalah ini. Di Amerika Serikat, sebuah penelitian yang dipimpin oleh pakar onkologi David Theodore Levy dari Georgetown University Medical melakukan kajian lebih lanjut terhadap masalah rokok dengan mempertimbangkan strategi peralihan perokok ke penggunaan produk tembakau alternatif, dalam hal ini rokok elektrik, untuk mempercepat proses pengendalian tembakau di Negeri Paman Sam.

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Tobacco Control dengan menggunakan skenario optimistis dan pesimistis serta membuat model potensi dampak kesehatan masyarakat bila rokok digantikan dengan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik. Hasilnya, penelitian menemukan bahwa diperkirakan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini jika perokok beralih ke rokok elektrik.

Artikel terkait:
Bahaya Radiasi Ternyata Tak Separah Merokok dan Obesitas
Sulit Berhenti Merokok, Coba 7 Cara Ini

"Diperlukan sejumlah upaya komprehensif agar proses pengendalian tembakau dapat berhasil. Peralihan dengan menggunakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik bisa menjadi salah satu upaya mengingat tingkat kandungan risiko kesehatan yang dimiliki lebih rendah dibandingkan dengan rokok," jelasnya dalam jurnal tersebut.

Sementara itu, peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik, Amaliya, mengatakan bahwa meskipun memiliki perbedaan karakteristik masyarakat, pada dasarnya Indonesia juga memiliki permasalahan yang sama dengan Amerika dalam hal pengendalian konsumsi rokok.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Dokter: Rokok Tak Cuma Mengganggu Paru tapi Juga Lambung
Berhenti Merokok Tidak Susah Asal Tahu Kiatnya

"Perlu suatu langkah alternatif untuk mengatasi hal ini. Kami di YPKP juga telah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai produk tembakau alternatif, baik melalui pendekatan kesehatan dengan memeriksa sel rongga mulut pada tiga kelompok utama, yakni perokok, pengguna rokok elektrik, dan non perokok, maupun pendekatan sosial," paparnya.

Dari proses penelitian tersebut, YPKP melakukan observasi langsung dengan para perokok. Hasilnya, ditemukan bahwa banyak perokok yang merasa kesulitan untuk berhenti. Salah satunya karena alasan psikologi, di mana perokok kehilangan sensasi dari kebiasaan hand to mouth.

"Kebiasaan ini juga dapat dirasakan dengan penggunaan produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, bukan dibakar, dan rokok elektrik. Kemudian, konsep pengurangan risiko yang diterapkan pada produk tembakau alternatif menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah hingga 95 persen daripada rokok," tutur Amaliya.

Dia melanjutkan, merujuk pada berbagai penelitian dan literatur atas potensi produk tembakau alternatif, produk tersebut dinilai dapat menjadi alternatif bagi perokok yang berkeinginan untuk berhenti secara bertahap.

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

3 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

4 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

4 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

4 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

5 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

6 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

6 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

6 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

8 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya