TEMPO.CO, Jakarta - Siapapun tahu, merokok berbahaya bagi kesehatan. Obesitas juga sama buruknya bagi kesehatan. Sebuah studi memperingatkan bagaimana ancaman gaya hidup modern seperti merokok, obesitas, dan polusi udara lebih berbahaya daripada paparan radiasi tingkat rendah.
Populasi manusia selalu terpapar radiasi pengion. Terlebih lagi dalam kehidupan modern karena penggunaannya dalam kedokteran, seperti mesin sinar-X, industri, dan militer. Periset, termasuk di Universitas Oxford di Inggris, menyelidiki risiko relatif terkena radiasi tingkat rendah yang digunakan di bidang kedokteran, industri, dan angkatan bersenjata.
Mereka menemukan bahwa risiko kesehatan manusia secara keseluruhan dari paparan radiasi tingkat rendah kecil, terutama jika dibandingkan dengan risiko umum dari masyarakat modern, seperti obesitas, merokok, dan polusi udara.
"Kami tahu banyak tentang risiko kesehatan akibat radiasi berkat penelitian yang sangat hati-hati terhadap kelompok orang yang terpapar dengan tingkat yang berbeda dari bom nuklir atau kecelakaan, paparan medis pasien, sumber alami, dan pekerja di industri nuklir dan kedokteran," kata Angela McLean, profesor di Universitas Oxford, seperti dikutip dari boldsky.com.
"Dari penelitian ini, jelas bahwa dosis radiasi sedang dan tinggi meningkatkan risiko pengembangan beberapa jenis kanker," McLean menambahkan.
Untuk mengilustrasikan ukuran peningkatan risiko ini, jika 100 individu masing-masing secara singkat terpapar 100 mSv (millisievert adalah ukuran dosis radiasi), maka rata-rata selama seumur hidup salah satunya diperkirakan berkembang menjadi kanker karena induksi radiasi. Sedangkan, 42 di antaranya diperkirakan mengalami kanker karena penyebab lain, kata periset.
"Untuk memasukkan 100 mSv dalam konteks, dosis rendah dari CT scan seluruh tulang belakang adalah 10 mSv, sementara dosis rata-rata dari radiasi latar belakang di Inggris adalah 2,3 mSv setiap tahunnya," para peneliti menambahkan. Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society.
Artikel lain:
7 Fakta Sakit Kepala pada Anak, Jangan Anggap Enteng
Ivanka Trump Depresi Pascamelahirkan, Seperti Apa Gejalanya?
Tak Hanya Mengganggu Emosi, Patah Hati Juga Bisa Merusak Fisik