Dampak Buruk Ultramaraton pada Tubuh, Mulai Jantung sampai Mata

Kamis, 2 November 2017 18:32 WIB

Ilustrasi lari ultra marathon. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Ultramaraton adalah lari jarak jauh yang biasanya dimulai dari jarak 50 kilometer dan lebih ekstriem dari maraton biasa. Tidak hanya dari jarak, ultramaraton juga bukan hanya melewati jalanan lurus dan rata namun seringkali melewati hutan atau rute yang naik turun.

Ultramaraton memiliki tingkatan yang jauh berbeda dari maraton, dan juga dampak yang berbeda pada tubuh. Banyak lomba yang diikuti kurang dari 100 pelari dan hampir tidak ada penonton. Baca: Persiapan Maraton dan Ultramaraton Tak Sama. Ini 4 Perbedaannya

"Anda dikelilingi oleh alam," kata Amy Pope Fitzgerald dari Chantilly, Amerika Serikat, yang telah menjalani Korps Marinir dan dan rutin ikut lomba setiap tahun sejak 2012, seperti dikutip The Washington Post.

Larii 80 kilometer rata-rata memakan waktu 10 jam dan 160 kilometer biasanya sekitar 24 sampai 30 jam atau lebih. Berikut adalah beberapa dampak ultramaraton pada tubuh. Baca juga: Mau Ikut Ultramaraton, Siapkan Fisik dan Perlengkapan dengan Baik

#Halusinasi adalah bagian dari pengalaman ultramaraton. Berlari untuk waktu yang sangat lama pasti akan berakibat kelelahan yang ekstrem dan muncul bayangan aneh di saat-saat sulit, terkadang bisa berbahaya bagi pikiran. Tidur sejenak biasanya mampu memperbaiki masalah ini. Penglihatan kabur sementara bisa terjadi pada lomba yang lebih lama dan disebabkan oleh pembengkakan kornea.

Advertising
Advertising

#Masalah jantung jarang terjadi pada pelari jarak jauh karena berlari biasanya membuat jantung dan sistem peredaran darah lebih kuat. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelari jarak jauh mungkin memiliki risiko atrial fibrillation yang sedikit lebih tinggi karena detak jantung tidak teratur. Penelitian lain juga menunjukkan beberapa gangguan fungsi jantung sementara setelah balapan panjang, terutama pada peserta yang belum terlatih.

#Semua pelari jarak jauh harus sadar akan risiko hiponatremia terkait olahraga, kondisi yang berpotensi mematikan, yakni minum terlalu banyak air atau minuman olahraga yang akan melemahkan sodium tubuh, menyebabkan sel membengkak dan meledak. Suhu tubuh juga cenderung turun dan menyebabkan hipotermia.

#Pelari ultra juga membakar persentase lemak yang lebih tinggi dan biasanya membutuhkan makanan dan bisa menyebabkan masalah gastrointestinal. Semakin lama balapan, kram otot akan semakin mudah menyerang, paling sering di paha depan, paha belakang, dan betis. Penelitian menunjukkan kalau penyebab masalah adalah kelelahan pada mekanisme yang mengendalikan otot dan kontraksi.

#Tubuh stres, retak tulang, dan cedera karena terlalu banyak menggunakan seluruh otot dan rangka tubuh dapat mengganggu pelari jarak jauh. Fraktur stres di kaki paling umum terjadi pada pelari ultra, juga di pinggul, tulang paha, tulang kering, dan tulang betis. Artikel terkait: Alasan Wanita Lebih Perkasa dari Pria di Ultramaraton

Berita terkait

21 Pelari Ultramaraton Tewas karena Cuaca Dingin Ekstrem, Publik Kecam Panitia

24 Mei 2021

21 Pelari Ultramaraton Tewas karena Cuaca Dingin Ekstrem, Publik Kecam Panitia

21 orang tewas ketika cuaca dingin ekstrem melanda selama ultramaraton 100 kilometer di Provinsi Gansu yang terjal di barat laut Cina pada Sabtu.

Baca Selengkapnya

21 Pelari Ultramaraton di Cina Tewas Akibat Cuaca Ekstrem

23 Mei 2021

21 Pelari Ultramaraton di Cina Tewas Akibat Cuaca Ekstrem

21 peserta ultramaraton di Cina tewas akibat cuaca yang tiba-tiba memburuk. Hujan es dan angin kencang terjadi saat para peserta di wilayah pegunungan

Baca Selengkapnya

West Coast Aceh 250K, Lomba Lari Ultramaraton Pertama di Aceh

11 Februari 2020

West Coast Aceh 250K, Lomba Lari Ultramaraton Pertama di Aceh

Lomba lari ultra-maraton West Coast Aceh 250K menempuh jarak 250 km digelar 4-6 April 2020.

Baca Selengkapnya

Run For Rebuild, Hendra Wijaya Berlari 2400 Km untuk Korban Gempa

20 Desember 2018

Run For Rebuild, Hendra Wijaya Berlari 2400 Km untuk Korban Gempa

Pelari ultramaraton Hendra Wijaya tiba di Mamuju, Sulawesi Barat dalam ajang Run for Rebuild, lari 2400 km untuk penggalangan dana gempa Lombok Palu

Baca Selengkapnya

Wanita Berlari Lebih Lambat dari Pria, Simak Penjelasan Pakar

2 November 2017

Wanita Berlari Lebih Lambat dari Pria, Simak Penjelasan Pakar

Berdasarkan penelitian, lari wanita lebih lambat dari pria dengan berbagai penyebab.

Baca Selengkapnya

Hindari Cedera, Lakukan 5 Hal Ini Seusai Maraton dan Ultramaraton

2 November 2017

Hindari Cedera, Lakukan 5 Hal Ini Seusai Maraton dan Ultramaraton

Sehabis mengikuti lari jarak jauh seperti maraton atau ultramaraton, jangan lupa melakukan lima hal penting ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Peserta Ultramaraton yang Hanya Pakai Rok dan Sandal Jepit

2 November 2017

Kisah Peserta Ultramaraton yang Hanya Pakai Rok dan Sandal Jepit

Seorang perempuan peserta lomba ultramaraton tampil tanpa perlengkapan khusus, hanya baju biasa dan sandal jepit.

Baca Selengkapnya

Persiapan Maraton dan Ultramaraton Tak Sama. Ini 4 Perbedaannya

2 November 2017

Persiapan Maraton dan Ultramaraton Tak Sama. Ini 4 Perbedaannya

Jangan samakan persiapan untuk ikut lomba maraton dan ultramaraton karena dari jarak saja sudah berbeda.

Baca Selengkapnya

Alasan Wanita Lebih Perkasa dari Pria di Ultramaraton

2 November 2017

Alasan Wanita Lebih Perkasa dari Pria di Ultramaraton

Meski jarak yang ditempuh sangat jauh, ternyata wanita lebih perkasa dari pria di ajang ultramaraton. Apa Alasannya?

Baca Selengkapnya

Mau Ikut Ultramaraton, Siapkan Fisik dan Perlengkapan dengan Baik

2 November 2017

Mau Ikut Ultramaraton, Siapkan Fisik dan Perlengkapan dengan Baik

Ikut ajang ultramaraton membutuhkan fisik dan daya tahan yang prima dan jangan lupakan perlengkapan yang mendukung selama perjalanan.

Baca Selengkapnya