TEMPO.CO, Jakarta - Untuk persiapan maraton, kita sering mendengar perkataan “Jika bisa melakukan setengah maraton, pasti bisa melakukan maraton penuh.” Metode latihan dan proses persiapan di antara setengah maraton dengan jarak 21,098 kilometer dan maraton penuh dengan jarak 42,195 kilometer kurang lebih sama, hanya jaraknya yang berbeda.
Namun, apakah logika yang sama bisa dilakukan untuk ultramaraton, yang jaraknya dimulai dari 50 kilometer? Tidak juga. Latihan maraton dan ultramaraton memiliki beberapa perbedaan penting yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengikuti salah satunya. Dikutip dari The Clymb, berikut adalah empat perbedaan di antara persiapan maraton dan ultramaraton.
#Kecepatan yang teratur
Ultramaraton tidak terlalu mementingkan kecepatan berlari tapi juga daya tahan tubuh yang kuat. Walaupun waktu ultramaraton juga tetap dihitung dan ada waktu maksimum atau pemotongan, ajang ini lebih jarang diakhiri dengan berapa orang yang berlari cepat ke garis akhir. Biasanya, perbedaan di antara pemenang bisa sampai per jam.
Saat menempuh jarak 50, 100, sampai 200 kilometer, cara paling efisien bagi tubuh manusia untuk melewatinya adalah dengan melambat. Sama halnya dengan saat persiapan, hindari latihan jalur pendek dan cepat, karena berlari lama dan jauh akan membiasakan pikiran dan tubuh saat berjam-jam jantung berdenyut lebih cepat. Hal ini akan jauh lebih membantu dalam persiapan ultramaraton yang sebenarnya.
#Jarak dan jalur
Sebagian besar program pelatihan maraton akan mendorong pelari untuk menyelesaikan lari jarak jauh per minggu di pagi hari dan menambahkan hanya 1,6 kilometer setiap kali latihan sampai mencapai 32 kilometer. Untuk ultramaraton dengan jarak 50 kilometer atau lebih memerlukan minimal lari jarak jauh per minggu dan perlu menambahkan lebih dari 1,6 kilometer setiap minggu. Namun ingat, untuk mencoba jarak tempuh penuh sesuai ajangnya dalam latihan, setidaknya latihan minimal 32 kilometer setiap minggu.
Baca juga:
Mau Ikut Ultramaraton, Siapkan Fisik dan Perlengkapan dengan Baik
Alasan Wanita Lebih Perkasa dari Pria di Ultramaraton
Pelari Ultramaraton Jangan Abaikan Asupan Karbohidrat dan Protein
#Nutrisi sebelum lari
Bila tidak mengkonsumsi kalori yang cukup sebelum melakukan ultramaraton, kemungkinan untuk menyelesaikan lomba tersebut sangat kecil. Bukan hanya gagal untuk menyelesaikan lomba, kekurangan kalori dapat memberikan konsekuensi fisik seperti sakit perut, muntah, diare, atau pingsan. Perlu diingat kalau pelari ultramaraton membakar ribuan kalori dalam jangka waktu latihan yang panjang dan pada hari H. Kalori itulah yang memberi tubuh energi dan harus diisi ulang secepat dan seefisien mungkin untuk menghindari konsekuensi fisik yang negatif. Pelari ultra harus memiliki rencana yang pasti mengenai bagaimana mereka ingin mengelola konsumsi kalori mereka.
#Berat bawaan pada saat lari
Untuk maraton, pelari biasanya merencanakan untuk mengenakan sekitar 1 kg berat ekstra, biasanya berupa sabuk air dengan kantong kecil di dalamnya untuk suplemen gizi. Namun untuk pelari ultramaraton, biasanya tidak ada atau hanya ada sedikit stasiun bantuan. Karena itu pelari harus membawa peralatan sendiri.
Biasanya bawaan untuk ultramaraton berisi paket hidrasi, makanan tambahan, kaus kaki ekstra, sarung tangan, pelembab, plester, senter, dan bandana. Pada saat persiapan, pelari ultramaraton dianjurkan untuk berlatih dengan tas yang sudah berisi perlengkapan tersebut sehingga mereka dapat menyesuaikan gaya berlari jika diperlukan untuk membuatnya lebih nyaman.