Dokter: Musim Pancaroba Juga Bisa Sebabkan Panas Dalam
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Senin, 2 Oktober 2017 20:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peralihan dari musim kemarau yang panas ke musim penghujan yang basah bisa atau dikenal dengan pancaroba menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan. Penyakit panas dalam juga bisa terjadi akibat perubahan cuaca ekstrem seperti di musim pancaroba ini.
"Panas dalam itu tidak spesifik, baik saat pemeriksaan ataupun wawancara dokter dengan pasien. Hanya istilah, menggambarkan sensasi panas, misalnya karena batuk atau otot merasa ngilu," ujar spesialis penyakit dalam dari RS Carolus Jakarta, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid, di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2017.
Artikel terkait:
Musim Pancaroba, Jangan Remehkan Flu, Komplikasinya ke Paru-paru
Musim Pancaroba, Lahap 5 Makanan Berikut agar Selalu Fit
Kiat Menjaga Kesehatan agar Tak Gampang Sakit di Musim Pancaroba
Meski demikian, sensasi panas yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda. Lantas bagaimana mengatasinya?
"Semua bisa diatasi dengan minum yang cukup. Cairan sangat penting untuk mengembalikan suhu tubuh kembali ke normal. Hidrasi yang baik akan melancarkan mekanisme dan metabolisme di dalam tubuh, termasuk meningkatkan imunitas tubuh," jelas Aswin.
Panas dalam, yang menurut istilah medis disebut sindrom, dapat terjadi karena perubahan cuaca ekstrem sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Sejumlah faktor yang berperan dalam menyebabkan gejala panas dalam, yaitu faktor eksternal seperti virus dan lingkungan, serta faktor internal berupa daya tahan tubuh.
"Perubahan cuaca juga mengubah tekanan udara, suhu, dan komposisi udara, menyebabkan kuman dan virus di lingkungan semakin berkembang," tutur Aswin.
"Terkena hujan, terutama saat daya tahan tubuh menurun, terpapar panas terus menerus, sering mengkonsumsi mie instan (pengawet dan bumbu mie memicu rasa tak enak di kerongkongan), kurang berolahraga membuat mudah terpapar virus," tambahnya.