TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sukses menurunkan berat badan, beberapa orang merayakannya dengan bebas menyantap segala jenis makanan selama beberapa hari. Akibatnya, berat badan yang sukses diturunkan meningkat lagi dalam waktu singkat.
Baca juga: Makan Banyak Diet Tetap Lancar, Ini Saran Pakar
Hal itu disebut diet yoyo, naik turunnya berat badan secara cepat. Sejumlah praktisi kesehatan menyebut gaya hidup semacam ini tidak sehat. Namun ada sebuah anggapan bahwa diet yoyo membuat kandungan lemak dalam tubuh meningkat dan tubuh menjadi rentan terhadap radikal bebas.
Dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto, Sp.KO, mengatakan orang memilih diet yoyo bisa jadi karena bosan dengan rutinitas olahraga dan mengatur pola makan yang itu-itu saja. "Bagi yang menaikkan dan menurunkan berat badan dengan cepat, kadar lemak di tubuhnya menjadi banyak. Misalnya, bobot yang semula 60 kilogram naik menjadi 70 kilogram kemudian turun lagi jadi 60 kilogram. Meski berat badannya sama dengan yang semula, komposisi lemaknya jauh lebih banyak dari sebelumnya. Sementara komposisi otot lebih sedikit. Orang ini akan mudah mengantuk, lelah, dan kolesterolnya naik. Selain itu, radikal bebas lebih mudah masuk ke tubuhnya," kata Michael.
Namun, ia mengingatkan, sehat adalah investasi seumur hidup. Ada banyak cara untuk menghindari bosan misalnya intensitas olahraga diturunkan, namun durasi ditambah. Contohnya, ubah olahraga lari yang biasanya 45 menit menjadi jalan cepat dengan durasi sejam. Ini lebih baik daripada menghentikan olahraga sampai bobot melonjak.