TEMPO.CO, Jakarta - Air Susu Ibu atau ASI memiliki peran penting untuk tumbuh kembang anak. Tak heran jika setiap bayi disarankan mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan bahkan sampai usia 2 tahun.
Baca juga: 5 Bahan Makanan yang Dapat Meningkatkan Produksi ASI
Banyak pula yang menyebut, ada perbedaan manfaat pemberian ASI pada 6 bulan pertama usia si kecil dengan di atas usia 6 bulan. Sebenarnya, zat apa saja yang tersimpan dalam ASI?
Konsultan laktasi yang membuka jasa konsultasi dan kelas menyusui di Toronto Yoga Mamas, Amerika Serikat, Taya Griffin menjabarkan manfaat immunoglobulin A yakni menghalangi bakteri dan patogen masuk ke dalam perut bayi. “Jadi ASI melindungi bayi dari dalam keluar,” ucap Griffin. Kandungan vitamin dan antioksidannya mengeluarkan kotoran yang menumpuk di tubuh bayi sejak sebelum dilahirkan. Selain itu, rutin menyusui pada pekan pertama setelah bersalin mengurangi risiko kondisi tubuh bayi menjadi kuning (jaundice).
#2. ASI transisi
Dua sampai lima hari setelah bersalin, ASI memasuki tahap transisi. Ini ditandai dengan payudara ibu yang membesar dan terasa lebih berat. Tahap ini berlangsung hingga 2 minggu. Pada fase ini, ASI mengandung lemak, laktosa, dan air untuk mencerna vitamin. Jumlah kalori pada ASI transisi lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI yang mengandung kolostrum. Tujuannya, mendorong pertumbuhan bayi.
#3. ASI matang
Tahap ini merupakan tahap terakhir perkembangan ASI. Sembilan puluh persen ASI pada tahap ini terdiri air untuk memenuhi kebutuhan air si kecil. Sepuluh persen sisanya terdiri karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lemak. Zat-zat ini dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang. Pada tahap ini, tekstur ASI bisa berubah-ubah.
Awalnya, tekstur ASI encer dan rendah lemak. Ini disebut foremilk. Seiring waktu, tekstur ASI mengental dan kaya lemak. Ini disebut hindmilk. Kandungan hindmilk membantu meningkatkan bobot tubuh bayi terutama untuk bayi prematur. Di tahap ini, produksi ASI akan menurun. Konsultan laktasi yang membuka jasa konsultasi menyusui, Birth & Baby Needs, Attie Sandink menjelaskan, “Pada fase ini, produksi ASI menurun karena bayi mengonsumsi makanan dan minuman lain. ASI mengandung lebih banyak antibodi dan tinggi lemak,” ujarnya.
ASI mengandung 90 persen air. Badan PBB untuk Anak-Anak (UNICEF) mengingatkan kandungan ini cukup untuk bayi di bawah usia 6 bulan. Karenanya, ibu tidak dianjurkan memberikan air putih atau cairan lain untuk dikonsumsi bayi karena berisiko membuatnya kekurangan gizi. Air putih misalnya, akan memenuhi perut bayi dan membuatnya kenyang sehingga tidak bersemangat mengonsumsi ASI. Selain itu, belum tentu higienis. Untuk memastikan apakah bayi mengonsumsi air yang cukup, perhatikan urinenya. Bila urine bayi berwarna kekuningan 6 kali sehari berarti kebutuhan airnya telah tercukupi.
4. Fase Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Memasuki usia 6 bulan, anak mulai mengonsumsi MPASI. Namun konsumsi ASI tetap disarankan. Banyak ibu yang salah kaprah dan menganggap ASI pada masa ini hanya berfungsi sebagai minuman semata, seperti air putih. Padahal, ASI tetap kaya nutrisi. UNICEF menyebut komposisi protein dan zat besi ASI di fase ini hampir sama dengan ASI pada 6 bulan sebelumnya. Bedanya, anak membutuhkan nutrisi lain dari MPASI karena ASI saja tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
ASI juga tetap mengandung antibodi yang menjaga sistem imun bayi. Akademi Dokter Anak Amerika mengimbau para ibu tetap menyusui pada fase MPASI untuk menjauhkan bayi dari berbagai penyakit seperti diare, flu, infeksi hingga diabetes. Konsumsi ASI untuk bayi di atas usia 6 bulan juga bermanfaat untuk mencegah obesitas.