TEMPO.CO, Jakarta - Anak adalah pribadi yang mudah menyerap banyak hal di lingkungannya, termasuk menilai perbedaan dari bentuk tubuh, jenis kelamin, warna kulit, ataupun rambut.
Menurut riset dari Universitas Nebraska di Amerika Serikat, anak berusia 2-3 tahun memiliki kemampuan untuk menyampaikan isi pikiran, perasaan, dan ciri khas orang lain dan diri mereka. Anak-anak juga umumnya berinteraksi pada generasi yang punya otoritas, seperti orang tua, guru, dan anak yang lebih tua untuk mendampingi dan membentuk persepsi mereka.
Tips lain:
3 Tips Mengenalkan Politik pada Anak
Kiat Membiasakan Anak Tidur di Kamar Sendiri
Berikut adalah beberapa tips untuk mendiskusikan multi identitas, identitas diri, dan perbedaan kepada anak.
1. Tuliskan semua jenis identitas yang ada di dunia
Pada dasarnya, seseorang memiliki identitas yang lebih dari satu namun seringkali hanya fokus pada satu saja. Identitas dalam hal ini bisa berupa tingkat pendidikan, keluarga, status sosial, ras, usia, pekerjaan, orientasi seksual, ekspresi gender, kemampuan, etnis, status imigran, bahasa, lokasi geografis, kebudayaan, dan sejarah.
2. Merangkul semua perbedaan agar tidak eksklusif
Beberapa identitas yang terkesan eksklusif dan diistimewakan sangat tergantung dari perspektif. Contohnya di Amerika Serikat, ada orang kulit hitam yang diistimewakan. Maka, Anda perlu mempertimbangkan bagaimana pengalaman identitas membentuk pribadi Anda.
3. Ajaklah anak mengenal lebih dekat tentang keluarga
Jika punya keluarga dengan berbagai ras yang akhirnya terhibahkan kepada anak, maka Anda perlu memasukkan pengenalan lebih dalam atas setiap komponen diri dan anak.
Baca juga:
7 Cara Menidurkan Anak
Cara Efektif Mengajarkan Anak Pekerjaan Rumah
4. Jangan menutupi dan melupakan perbedaan
Anda harus menggunakan bahasa yang menyatakan bahwa semua orang sama sebab anak-anak dengan mudah dapat melihat, menamakan, mengenal, serta memeluk semua perbedaan. Jadikanlah ini momentum mereka melakukan observasi dan membicarakan hal-hal yang mungkin buat sebagian orang dewasa tidak nyaman dan menghindari diskusi itu.
5. Anda harus bersikap lebih dari sekadar mengajarkan perbedaan secara akademis
Ada beberapa buku pengasuhan yang bisa membantu menyusun ajaran tentang perbedaan sebab selama ini kurikulum tentang perbedaan antarmanusia itu hanya didapatkan dari pendidikan formal.