Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lari Memang Baik buat Kesehatan, Cek Juga Dampak Buruknya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Ilustrasi laki-laki dan wanita berlari bersama. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berlari maraton atau berjalan jauh, mana yang lebih menyehatkan tubuh? Ternyata pertanyaan ini pun sulit dijawab oleh para peneliti, terutama jika berbagai faktor seperti frekuensi, kecepatan, dan kondisi kesehatan turut dipertimbangkan.

Namun, sebuah studi menemukan bahwa pelari dapat hidup rata-rata beberapa tahun lebih lama dibandingkan mereka yang bukan pelari. Lari memberikan tuntutan lebih kepada tubuh dibandingkan berjalan.

Temuan lainnya menunjukkan lari lebih efektif bagi orang-orang yang ingin menambah berat badan secara efektif. Untuk mengurangi lemak perut atau lemak visceral, para ahli merekomendasikan untuk memasukkan lari jarak pendek ke rutinitas latihan.

"Mengurangi lemak perut, bahkan tanpa menurunkan berat badan, dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan," ujar Dr. Carol Ewing Gerber, seorang profesor biobehavioral di Columbia University Teachers College, Amerika Serikat.

Baca juga:
Lari Maraton Bikin Sehat Jiwa dan Raga, Asalkan...
Ingin Lari Jarak Jauh, Pahami Dulu Kiat Berikut
12 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Lomba Lari
Mau Ikut Lomba Lari? Simak Dulu Saran Pakarnya

Tetapi, hasil studi lainnya menyatakan para pelari mungkin memiliki risiko tinggi mengalami cedera dibandingkan orang-orang yang memilih berjalan.

Orang yang memiliki radang sendi atau masalah sendi harus meminta rekomendasi dokter jika ingin berlari. Pasalnya, aktivitas tersebut bisa saja memperburuk kondisi seiring bertambahnya tekanan pada sendi.

James O'Keefe, ahli jantung di Saint Luke's Mid America Heart Institute, mengingatkan terlalu banyak berlari dapat berdampak buruk karena tubuh tidak dapat mempertahankan aktivitas yang menuntut seperti di luar titik tertentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Setelah 60 menit melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berlari, bilik jantung mulai meregang dan menuntut kemampuan otot untuk beradaptasi," paparnya.

Ilustrasi perempuan sedang berlari dengan wajah berseri. shutterstock.com

Di sisi lain, berjalan memiliki efektivitas yang nyaris sama dengan berlari untuk mengurangi risiko hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Orang-orang yang memilih berjalan juga bisa melakukan aktivitas ini di jalur bukit atau sekadar naik turun tangga. Untuk orang dewasa yang obesitas, menggunakan treadmill mungkin merupakan pilihan terbaik.

Pada 2011, ada sebuah studi yang menyimpulkan bahwa berjalan pada kecepatan yang relatif lambat adalah strategi olahraga potensial yang dapat mengurangi risiko cedera muskuloskeletal, penyakit patologis, sekaligus memberi stimulus kardiovaskular yang tepat.

Peter Schnor, kardiolog klinis, merekomendasikan penggabungan dua aktivitas untuk mendapatkan hasil terbaik.

"Yang paling baik adalah lari 2-3 hari per pekan dengan kecepatan lambat atau rata-rata. Berlari setiap hari dengan kecepatan tinggi selama lebih dari 4 jam per pekan tidaklah menguntungkan," terangnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

20 hari lalu

Pelari marathon Indonesia Agus Prayogo melakukan selebrasi usai berhasil memasuki garis finis pada lomba maraton SEA Games 2023 di kawasan situs warisan budaya dunia UNESCO Angkor Wat, Siem Reap, Kamboja, Sabtu 6 Mei 2023. Pelari asal Jawa Barat tersebut berhasil meraih medali emas pertama untuk cabang atletik. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.