TEMPO.CO, Jakarta - Ada saat-saat ketika Anda membawa pekerjaan kantor ke rumah. Mungkin juga Anda membalas e-mail jam 10 malam, lalu keesokan harinya mengalami perasaan lesu dan malas ke kantor.
Tak perlu khawatir, Anda tidak sendiri. Ketika menyukai pekerjaan atau bahkan tidak menyukainya, Anda tetap akan dengan mudah merasa memiliki keterikatan secara emosi. Hal tersebut sebenarnya diidentikkan pada pekerjaan, sehingga ketika mendapat kritik tentang sesuatu, hampir terasa seperti serangan pribadi dan meluluhlantakkan ego.
Baca Juga:
Menurut Julie de Azevedo Hanks, PhD, hal tersebut terjadi karena kita menghubungkan perilaku, kinerja, dan produktivitas dengan harga diri. Ketika pekerjaan menjadi fokus utama, tidak heran jika kehilangan pekerjaan atau mengalami kegagalan, Anda akan merasa seperti bukan diri Anda sendiri. Karena itu, penelitian menemukan bahwa orang benar-benar tampil atau memiliki performa lebih baik saat mereka tidak benar-benar terbungkus dalam "karier" atau pekerjaan mereka.
Baca juga:
Pencahayaan di Ruang Kerja dan Pengaruhnya pada Produktivitas
2 Aspek Perempuan Pekerja Disebut Menarik, Mana yang Penting?
5 Profesi dengan Tingkat Stres Tertinggi, Apa Saja Itu?
Seimbangkan kehidupan karier dan pribadi Anda (Depositphotos)
Alih-alih membiarkan satu aspek dalam hidup mendefinisikan Anda, misalnya pekerjaan, fokuskan pada semua aspek lain ke identitas Anda juga. Misalnya menemukan hobi baru atau menghabiskan waktu dengan teman-teman. Kalau bisa, saat berkumpul dengan teman, usahakan tidak perlu ada pembicaraan tentang pekerjaan.
Bila dapat melepaskan diri dari karier, Anda akan berada di tempat yang jauh lebih baik untuk mengatasi stres, depresi, dan kegagalan. Pada akhirnya. Anda bisa menjalani kehidupan terbaik di dalam dan di luar kantor.