TEMPO.CO, Jakarta - Ngemil alias makan camilan tak selamanya buruk. Menurut pakar gizi keluarga, Leona Djajadi, ngemil dinilai perlu dan penting untuk pola makan sehat asalkan dalam takaran dan waktu yang sesuai.
"Makan camilan itu penting untuk diet sehat, tapi bukan asal lapar mata," kata Leona. Dia mengemukakan camilan bisa dikonsumsi dua sampai tiga kali sehari. Sementara waktu yang tepat untuk ngemil ialah satu jam sebelum makan dan dua jam setelah makan.
Leona juga mengingatkan agar memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Dia menganjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah sebagai camilan. "Sayuran dan buah yang utama, ditambah protein, makanan yang mengandung kalsium, rendah lemak, dan gula buatan," ujarnya.
Dia mencontohkan makanan dan minuman dari produk susu karena mengandung kalsium yang tinggi, fosfat, rendah lemak, dan protein yang bagus untuk kesehatan gigi dari luar dan dalam. "Susu, kacang kedelai mengandung kalsium tinggi, protein nabatinya tinggi, dan sumber serat," kata Leona.
Sedangkan untuk menarik minat anak-anak, dia menyarankan untuk memberikan camilan yang sehat namun bervariasi agar tidak bosan. Dia menyebutkan hasil survei yang menunjukkan 79 persen orang membeli camilan hanya karena lapar mata melihat tampilan bentuk dan warnanya. Sementara 65 persen orang membeli makanan hanya karena mau mencoba makanan baru. Selain itu, setiap tahunnya konsumsi camilan naik 4 persen untuk wilayah Asia Pasifik.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
3 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.