Kisah Perjalanan Legenda Mode Christian Dior

Reporter

Kamis, 6 Juli 2017 14:31 WIB

Model berjalan djatas catwalk saat memperagakan busana desainer Maria Grazia Chiuri dari Christian Dior's Haute Couture Spring-Summer 2017 saat merayakan toko utama di rooftop Ginza Six mall, Tokyo, Jepang, 19 April 2017. REUTERS/Toru Hanai

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Mode Christian Dior merayakan hari jadinya yang ke-70 dengan menggelar pagelaran busana di museum kuno, Les Invalides di Paris, 5-7 Juli 2017. Sejumlah nama tenar di dunia mode tercatat pernah berada dan membesarkan Rumah Mode Christian Dior yang menjadi lambang status dalam pergaulan dunia.

Keberhasilan rumah mode tersebut tentu tak lepas dari kreasi awal si empunya nama, Christian Dior. Perancang mode yang lahir pada 21 Januari 1905 dan meninggal pada 23 Oktober 1957 itu tampil sebagai sosok inspiratif dengan berbagai karya modenya yang mampu menyihir dunia.

Namun, semua itu tak lahir dengan mudah. Berbagai kontradiksi sempat mengawali perjalanan hidup Dior. Antara pilihan dan keharusan, begitulah Dior mengayuh langkah selagi muda.

Membuat pemberontakan kecil terhadap keluarga dan akhirnya berjuang menghidupi dirinya sendiri hingga sukses dan mengakhiri kejayaan di ujung serangan jantung menjadi penutup perjalanan hidup Dior. Seperti ditulis biography.com, Dior yang mengenyam pendidikan di École des Sciences Politiques ini lahir di Granville, Prancis utara dan meninggal di Montecatini, Italia.

Nama Christian Dior mulai populer pasca Perang Dunia II pada 1947. Popularitas Dior mencuat karena karyanya yang mampu melintasi keterbatasan masa perang dan memunculkan kembali aspek feminin yang kontras di masa itu. Dior menjadikan kemewahan fashion wanita sebagai fokus.

Inovasi desain sekaligus terobosan bisnis membuat Dior tampil sebagai perancang busana paling sukses di dunia. Sebelum ajal merenggutnya di usia 52 tahun, Dior berhasil mengukir berbagai prestasi di dunia mode. Busana rancangannya menjadi buruan artis film dan dari aspek bisnis, royalty juga terus mengalir.

Semasa muda, ia sudah menunjukkan minatnya pada seni. Anak kedua dari lima bersaudara keluarga Alexandre Louis Maurice Dior, pemilik pabrik pupuk yang sangat sukses, dan Isabelle ini berminat untuk menjadi seorang arsitek. Namun Dior harus tunduk pada keinginan ayahnya.

Pada 1925 Dior mendaftarkan diri di École des Sciences Politiques untuk memulai studinya dalam ilmu politik. Orang tuanya ingin Dior menjadi diplomat seusai bekerja. Pemberontakan kecil mulai terjadi setamat kuliah. Setelah lulus pada 1928, Dior membuka sebuah galeri seni kecil dengan modal dari ayahnya.

Namun, dukungan keuangan itu disertai syarat. Nama keluarga tidak akan muncul di atas pintu galeri tersebut. Dalam beberapa tahun, galeri Dior menangani karya seniman terkenal seperti Georges Braque, Pablo Picasso, Jean Cocteau, dan Max Jacob.

Namun, usaha ini tak berlangsung lama. Pada 1931 Dior terpaksa menutup galeri. Kematian kedua kakaknya, disusul ibunya, juga kehancuran bisnis ayahnya, membuat galeri hanya bertahan setahun. Setelah penutupan galeri, Dior mulai menjual sketsa busana untuk menutupi biaya hidupnya.

Pada 1935, Dior mendapat pekerjaan sebagai ilustrator majalah Figaro Illustré. Beberapa tahun kemudian, Dior bekerja sebagai asisten desain pada desainer asal Paris Robert Piguet. Namun Perang Dunia II membuat Dior harus kembali kehilangan sentuhan dengan dunia seni. Ia malah memasuki dunia yang kontras, menjadi tentara Prancis sebagai perwira militer di selatan negeri itu.

Kekalahan Prancis dari Jerman pada tahun 1940 menjadi berkah tersendiri bagi Dior. Ia kembali ke Paris dan bersentuhan lagi dengan dunia seni. Dior bekerja di perancang busana Lucien Lelong. Sepanjang sisa tahun perang, rumah desain Lelong senantiasa mendapat tugas mendandani para wanita kolega pasukan Nazi dan Prancis.

Pada masa ini, adik perempuan Dior, Catherine, bergabung dalam kelompok Perlawanan Perancis. Dia ditangkap dan dikirim ke kamp konsentrasi tapi selamat dan akhirnya dibebaskan pada tahun 1945.

Pengalaman demi pengalaman membuat Dior akhirnya muncul sebagai nama besar di dunia mode hingga akhirnya maut menjemput. Pada 1957, beberapa bulan setelah tampil di sampul majalah Time, Dior pergi ke Italia untuk berlibur ke kota Montecatini. Pada 23 Oktober 1957, ia menderita serangan jantung yang ketiga dan meninggal pada usia 52 tahun.

Jenazah Dior dijemput pesawat pribadi Marcel Boussac untuk dimakamkan di Paris. Pemakaman Dior dihadiri sekitar 2.500 orang, termasuk seluruh staf dan banyak kliennya yang paling terkenal. Dia dimakamkan di Cimetière de Callian di Var, Prancis. Pada saat kematiannya, Rumah Mode Dior telah menghasilkan lebih dari USD 20 juta per tahun.

BISNIS



Artikel lain:
So Stoned, Koleksi Terakhir Rihanna dan Manolo Blahnik
Manfaat Jintan buat Kesehatan
Siapa yang Paling Rentan Mengalami Gigi Berlubang, Cek Daftarnya





Berita terkait

UI Fashion Week 2024 Mendorong Kontribusi Generasi Muda pada Keberlanjutan Industri Mode

22 Januari 2024

UI Fashion Week 2024 Mendorong Kontribusi Generasi Muda pada Keberlanjutan Industri Mode

Acara puncak UI Fashion Week 2024 berlangsung pada tanggal 20 Januari 2024 di Museum Mandiri, Jakarta Barat.

Baca Selengkapnya

Cerita Brand Kami. Tampil di New York Fashion Week, Sempat Harus Rombak Koleksi

21 Februari 2023

Cerita Brand Kami. Tampil di New York Fashion Week, Sempat Harus Rombak Koleksi

Tampil di New York Fashion Week (NYFW) menjadi hadiah 14 tahun yang tak terlupakan bagi tim brand fashion modest Kami.. Simak kisahnya.

Baca Selengkapnya

Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Tampilkan 1.000 Koleksi dari 144 Desainer/Brand

20 Desember 2022

Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Tampilkan 1.000 Koleksi dari 144 Desainer/Brand

Industri fesyen muslim Indonesia memiliki keunikan dibanding produk serupa dari negara lain yakni mengadopsi keindahan wastra (kain) Nusantara

Baca Selengkapnya

Apresiasi Jakpreneur Fashion Week 2022, Uus: Perekonomian DKI Bergerak Positif

19 Desember 2022

Apresiasi Jakpreneur Fashion Week 2022, Uus: Perekonomian DKI Bergerak Positif

Uus Kuswanto, menghadiri Malam Apresiasi Jakpreneur Fashion Week 2022 yang diinisiasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah.

Baca Selengkapnya

Parangkusumo Fashion Week, Semarak Peragaan Busana di Kawasan Gumuk Pasir Bantul

16 Desember 2022

Parangkusumo Fashion Week, Semarak Peragaan Busana di Kawasan Gumuk Pasir Bantul

Pemkab Bantul menggelar Parangkusumo Fashion Week, peragaan busana di kawasan gumuk pasir. Menuju jejaring kota kreatif Unesco.

Baca Selengkapnya

Tarik Ulur Padang Fashion Week

1 Agustus 2022

Tarik Ulur Padang Fashion Week

Padang Fashion Week mulai digaungkan di media sosial, namun pro kontra terjadi.

Baca Selengkapnya

Besok Sekolah Lagi, Citayam Fashion Week di Dukuh Atas Kian Ramai di Minggu Sore

17 Juli 2022

Besok Sekolah Lagi, Citayam Fashion Week di Dukuh Atas Kian Ramai di Minggu Sore

Dukuh Atas kini selalu riuh oleh para aksi remaja, mereka menciptakan sendiri panggung Citayam Fashion Week. Kian ramai jelang masuk sekolah esok.

Baca Selengkapnya

Citayam Fashion Week dan Gerakan Perlawanan Generasi Kedua

16 Juli 2022

Citayam Fashion Week dan Gerakan Perlawanan Generasi Kedua

Panggung Citayam Fashion Week diisi anak-anak generasi kedua setelah bapak ibu mereka tergusur dari Jakarta dan memilih tinggal di daerah pinggiran.

Baca Selengkapnya

Gigi Hadid Donasikan Penghasilan Fashion Week Musim Gugur untuk Ukraina

7 Maret 2022

Gigi Hadid Donasikan Penghasilan Fashion Week Musim Gugur untuk Ukraina

Gigi Hadid mengikuti jejak rekannya sesama model Mica Arganaz mendonasikan penghasilan untuk membantu Ukraina

Baca Selengkapnya

Jakarta Fashion Week 2022 Usung Isu Fashion Keberlanjutan

26 November 2021

Jakarta Fashion Week 2022 Usung Isu Fashion Keberlanjutan

Jakarta Fashion Week 2022 yang hadir virtual selama empat hari, dari tanggal 25-28 November 2021, akan menampilkan koleksi dari 75 desainer dan label dalam 16 show dan menghadirkan 760 looks

Baca Selengkapnya