TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kanker sering kali diketahui ketika sudah mencapai fase kritis. Saat penderita mengeluhkan kondisi kesehatannya tiba-tiba drop, barulah dia mengecek apa yang terjadi pada tubuhnya, dan hasil pemeriksaan menyebut dia terkena kanker.
Keberadaan sel-sel kanker yang bersarang di bagian tubuh tertentu sebaiknya diketahui sejak dini. Baru-bari ini, sekelompok dokter di Korea Selatan menemukan metode deteksi sel kanker melalui sampel darah.
Jika dapat langsung diaplikasikan, penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Biomaterials itu tentu bermanfaat agar diterapkan dalam diagnosis dan pengobatan kanker. Tim peneliti yang dipimpin Cho Young-koo dari Pusat Kanker Nasional Korea Selatan mendeteksi dan mengisolasi sel-sel tumor yang beredar (CTC) dalam sampel darah dari pasien kanker payudara stadium awal.
Hanya saja, pemantauan CTC atau sel tumor ini hanya tersedia untuk pasien yang sudah pada tahap stadium lanjut, bukan kanker di tahap awal. Para peneliti lalu mengembangkan metode menggunakan kawat nano magnetik untuk membantu mengisolasi pergerakan sel tumor yang efisien dan mendeteksi CTC dalam darah pasien, terutama pnderita kanker stadium awal.
"Deteksi sel tumor dalam aliran darah akan sangat membantu, tidak hanya untuk diagnosis dini terhadap kanker tapi juga dalam penanganan kanker," kata Young-koo, seperti dilansir kantor berita Yonhap. "Teknologi ini hanya memerlukan darah dari pasien yang bukan diambil dari biopsi."
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
8 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.