Terlalu Higienis Malah Bikin Anak Alergi, Apa Sebabnya?  

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 3 Januari 2017 11:44 WIB

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Alergi adalah respons sistem imunitas tubuh yang bekerja secara berlebihan untuk melawan alergen atau zat pemicu alergi yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah kasus alergi pada anak terus meningkat dua dekade terakhir. Majalah Parents terbitan Amerika Serikat menyebut, satu dari 13 anak sekarang terindikasi alergi makanan. Ini berarti terjadi peningkatan 100 persen dibanding 15 tahun lalu.

Reaksi alergi pada anak beragam, mulai yang ringan, seperti gatal-gatal di mulut, di badan, atau sakit perut. Namun 40 persen mengalami gejala alergi berat, seperti ruam di kulit, gatal yang teramat sangat, batuk pilek, muntah, detak jantung tidak normal, hingga sesak napas.

Alergi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Bila ditemukan riwayat alergi pada ibu dan ayah, anak berpeluang 80 persen mengalami alergi. Risiko alergi menurun hingga 40 persen jika hanya salah satu orang tua yang membawa riwayat alergi. Namun alergi tetap bisa terjadi pada anak dengan orang tua yang bahkan tidak memiliki riwayat alergi.

Sebenarnya alergi dapat dihindari sejak sang anak masih dalam kandungan. Sayangnya, banyak mitos dan pengetahuan lama yang sebenarnya memicu alergi. Para ilmuwan telah memaparkan teori baru mengenai cara mencegah alergi sedini mungkin. Apa saja?

1. Makan apa saja selama hamil
Dulu dokter menyarankan ibu hamil menghindari makanan yang dapat memicu alergi, seperti ikan, telur, daging, dan kacang-kacangan. Namun saran ini telah dibantah para ilmuwan di Amerika Serikat yang merekomendasikan ibu hamil banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Bahkan dikatakan para ibu bisa menurunkan risiko alergi pada bayi dengan pola makan yang terdiri atas banyak sayuran, ikan, lemak tak jenuh, minyak zaitun, dan kacang-kacangan.

Intinya, asupan gizi yang seimbang. “Pemaparan dini (terhadap makanan-makanan itu) akan memberikan keuntungan yang dapat melindungi janin, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan ini,” kata Kari Nadeau, MD, profesor alergi dan imunologi di Sekolah Kedokteran Universitas Stanford, California, Amerika Serikat.

2. Jangan menjadi penggila kebersihan
Jika Anda berpikir menjaga kebersihan dan higienitas lingkungan di sekitar bayi akan membantu melindunginya dari berbagai ancaman penyakit, Anda perlu tahu bahwa lingkungan yang terlalu steril membuat sistem imunitas bereaksi berlebihan terhadap benda-benda asing, termasuk protein.

Anak yang terbiasa berada di lingkungan super-bersih lebih rentan terkena alergi debu, perubahan suhu, dan bakteri. Hugh Sampson, MD, dokter spesialis anak yang juga menjabat Direktur Institut Alergi Makanan Jaffe di Pusat Medis Mount Sinai, New York, merekomendasikan sabun biasa dan air hangat ketimbang sabun anti-bakteri.

3. Berikan aneka makanan sedini mungkin
Pada 2000, American Academy of Pediatrics (AAP) atau Asosiasi Dokter Anak Amerika menyarankan orang tua menunggu sampai anak berusia 2 tahun untuk mencicipi telur dan 3 tahun untuk mengonsumsi kacang-kacangan. Namun sekarang, AAP mendukung pemberian semua jenis makanan sejak bayi berusia 6 bulan, di mana mereka memulai masa MPASI atau makanan pendamping ASI.

“Memperkenalkan beragam makanan di usia muda membantu melindungi anak dari alergi. Ini melatih sistem imunitas anak untuk tidak merespons protein sebagai gangguan,” kata Nadeau. Namun ia mengingatkan orang tua dengan riwayat alergi agar berkonsultasi dengan dokter dalam membuat rencana diet untuk anak dan memperhatikan reaksi pada anak sehubungan makanan baru yang mereka konsumsi.

4. Berikan makanan alergen secara bertahap
Anak-anak dengan alergi protein susu, telur, kedelai, atau gandum bisa mengatasi alergi mereka setelah berusia 16 tahun. Namun hanya 20 persen anak dengan alergi kacang-kacangan bisa menghilangkan alergi ini setelah dewasa. Ini berarti jika anak didiagnosis alergi terhadap protein selain kacang, Anda tidak harus selamanya menghilangkan protein dari menu makanan mereka. Berikan makanan-makanan itu secara bertahap untuk melatih sistem imun tubuh. “Itu cara melatih sel-sel alergi untuk menurunkan tingkat alerginya,” ujar Nadeau.

TABLOID BINTANG

Baca juga:
Trik Mengendalikan Berat Badan Saat Liburan
Ini yang Terjadi pada Tubuh Akibat Kanker Otak
Esti Kiswandari, Korban Kebakaran Berbuah Jejaring Perempuan

Berita terkait

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.

Baca Selengkapnya

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.

Baca Selengkapnya

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini

Baca Selengkapnya

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.

Baca Selengkapnya