Tutik Asmawi, Petani Sampah yang Sukses Ekspor ke Jepang  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 2 Januari 2017 13:01 WIB

Tutik Asmawi, petani sampah yang berhasil ekspor sampai ke Jepang. TEMPo/Anwar Siswadi

TEMPO.CO, Bandung - Tutik Asmawi telah satu dekade aktif berkreasi dan berkampanye daur ulang sampah di kalangan ibu rumah tangga. Tak hanya di sekitar lingkungan rumahnya di daerah Petukangan Utara, Jakarta Selatan, Tutik telah berkeliling memenuhi undangan ke berbagai daerah di Indonesia. “Saya relawan, tidak dibayar pun saya berangkat,” kata perempuan berusia 60 tahun itu di sela acara Artup Festival di Bandung, Jawa Barat.

Tutik yang akrab disapa Umi, punya alasan menyasar ibu rumah tangga dan keluarga. Menurut dia, penghuni rumah merupakan pengendali dan pengelola sampah yang utama saat ini. Termasuk untuk menekan pola konsumtif yang berdampak pada pengurangan limbah organik maupun anorganik.

Baca juga:
Yulianti Umrah, Ibu Semua Anak
Ni Made Sekardi, Penebar Virus Sedekah Ilmu
Iim Fahima Kampanye Queenrides, Peduli Pengendara Perempuan


Upaya Tutik umumnya sama seperti aktivis lingkungan lain yang mengolah sampah menjadi barang berguna. Bungkus kopi dan kantong kresek, misalnya, setelah dibersihkan lalu dirajut atau dianyam menjadi tas, topi wanita, dompet, atau hiasan bunga plastik yang cantik. Bedanya, keterampilan itu yang diajarkannya dengan senang hati, tidak dilandasi dengan motif ekonomi.

Peserta pelatihannya diajarkan mengolah limbah untuk mengurangi buangan sampah. “Kalau motifnya untuk penghasilan, ketika barang tak laku mereka akan berhenti,” kata dia. Tutik menekankan pentingnya ibu rumah tangga dan anak-anaknya berkreasi dengan limbah yang dihasilkan.

Setidaknya barang tersebut bisa dipakai untuk keperluan sendiri. Kreasi yang unik atau bagus hasil karya peserta atau kelompok pelatihan lainnya, kata Tutik, sanggup diproduksi banyak untuk memenuhi pesanan dan menghasilkan uang.

Tutik yang menyebut dirinya sebagai petani sampah, juga berkreasi dengan dedaunan tua atau yang berguguran. Lebih dari sekadar limbah organik atau pupuk alami, dedaunan tua itu masih punya potensi ekonomi yang lain. Dengan pengolahan khusus, daun tersebut bisa diolah menjadi tinggal kerangkanya saja (skeleton leaves). “Di Jepang disebut happa yang artinya daun,” katanya.

Tutik telah menggeluti pengolahan happa selama empat tahun. Happa di tangan Tutik, sebagian dirangkai menjadi buket, serta media melukis. Kerangka daun itu juga bisa diwarnai dengan zat pewarna tekstil dan digambar. Setangkai rangkaian kerangka daun itu umum dijual sekitar Rp 15 ribu. Sebagian menjadi hiasan gelas maupun stoples. Istimewanya, happa buatannya telah diekspor ke Jepang. “Permintaan minimal 300 sampai 3.000 lembar sekali kirim,” katanya. Per lembar dihargainya Rp 2.000.

Tutik membuat happa dengan cara alami. Resepnya berasal dari pelajaran sekolah dulu. Di halaman rumah, dia menyiapkan bak khusus berisi lumpur untuk mengubur dedaunan mati. Setiap empat hari sekali dia memanen hasilnya. “Peneliti dari Jepang tertarik karena hasilnya bisa cepat,” ujarnya.

ANWAR SISWADI

Berita lainnya:
Cara Mengelola Gaji agar Tetap Kaya di Akhir Bulan
Bunda Juga Perlu Bikin Resolusi Tahun Baru, Apa Saja Isinya
Warna Pakaian Dalam yang Bawa Keberuntungan pada 2017

Berita terkait

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

38 hari lalu

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Jokowi telah berpulang 4 tahun lalu. Ini kedekatan Jokowi dan ibunya, dan pengakuan pernah langgar nasihat ibunya.

Baca Selengkapnya

Jakarta Art House Gelar Mamma Mia! The Musical

3 Januari 2024

Jakarta Art House Gelar Mamma Mia! The Musical

"Mamma Mia! The Musical ini dilaksanakan pada tanggal 22-23 desember untuk merayakan Hari Ibu

Baca Selengkapnya

80 Kata-kata Selamat Hari Ibu yang Penuh Arti

22 Desember 2023

80 Kata-kata Selamat Hari Ibu yang Penuh Arti

Berikut ini kata-kata selamat hari ibu yang penuh arti. Bisa dikirimkan pada Ibu sebagai ungkapan terima kasih dan sayang.

Baca Selengkapnya

Lesti Kejora Semangati Sesama Ibu Lewat Lagu Ciptaan Rizky Billar

22 Desember 2023

Lesti Kejora Semangati Sesama Ibu Lewat Lagu Ciptaan Rizky Billar

Lesti Kejora mengaku sempat merasakan perasaan cemas dan khawatir tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak.

Baca Selengkapnya

3 Resep Kue Hari Ibu yang Spesial dan Enak

22 Desember 2023

3 Resep Kue Hari Ibu yang Spesial dan Enak

Daftar resep kue Hari Ibu praktis dan berbahan sederhana, di antaranya Kasta Besta Cokelat, Kue Macaroon Cokelat, dan Kue Kenari.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

22 Desember 2023

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.

Baca Selengkapnya

50 Tautan Twibbon Hari Ibu dan Cara Menggunakannya

22 Desember 2023

50 Tautan Twibbon Hari Ibu dan Cara Menggunakannya

Untuk merayakan Hari Ibu tanggal 22 Desember hari ini, Anda bisa menggunakan twibbon Hari Ibu. Berikut link dan cara menggunakannya.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Ibu, Begini Heru Budi Puji ASN Perempuan di Pemprov DKI

22 Desember 2023

Peringati Hari Ibu, Begini Heru Budi Puji ASN Perempuan di Pemprov DKI

Heru Budi mengapresiasi peran ASN perempuan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta bertepatan dengan Hari Ibu. Ada contoh dua ibu yang dipujinya.

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Jadi PTKIN Terbanyak Miliki Guru Besar Perempuan, Kukuhkan 16 Gubes di Hari Ibu

22 Desember 2023

UIN Jakarta Jadi PTKIN Terbanyak Miliki Guru Besar Perempuan, Kukuhkan 16 Gubes di Hari Ibu

Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengukuhkan 16 guru besar perempuan.

Baca Selengkapnya

Hari Ibu, Waktunya Perempuan Lebih Aktif di Ruang Publik

22 Desember 2023

Hari Ibu, Waktunya Perempuan Lebih Aktif di Ruang Publik

Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember 2023, duta arsip Rieke Diah Pitaloka punya harapan sendiri. Berikut harapannya.

Baca Selengkapnya