Ilustrasi wanita sakit jantung atau sakit memegang bagian dada. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Buat mereka yang memiliki risiko genetik tinggi terkena serangan jantung, mengikuti gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko tersebut, demikian menurut hasil penelitian. Bergaya hidup sehat bisa mengurangi risiko kemungkinan serangan jantung pada mereka yang secara genetik berisiko tinggi.
"Pesan dasar penelitian kami adalah bahwa DNA bukanlah takdir untuk seseorang pasti terkena serangan jantung," kata penulis senior studi, Sekar Kathiresan, Direktur Centre for Human Genetic.
Penelitian tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Amerika Serikat. Studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine itu menunjukkan bahwa faktor gaya hidup seperti tidak merokok, menghindari kelebihan berat badan, dan berolahraga secara teratur secara signifikan mengubah risiko penyakit jantung koroner.
"Beberapa orang mungkin merasa mereka tidak bisa melarikan diri dari risiko genetik serangan jantung, tapi penemuan kami menunjukkan bahwa mengikuti gaya hidup sehat bisa mengurangi risiko genetik," tambah Kathiresan, yang juga pengajar di Harvard Medical School.
Ia menjelaskan banyak orang memiliki risiko genetik kelainan jantung atau dikenal jantung bawaan yang tidak dapat dihindari, namun risiko itu bisa ditekan. Para peneliti menganalisis data genetik dan klinis dari lebih dari 55.000 peserta di empat penelitian skala besar.
Setiap peserta dalam analisa dicek secara genetik apakah mereka membawa setiap 50 varian gen untuk mengetahui kaitan antara risiko serangan jantung dalam tubuhnya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan peserta memasuki studi masing-masing, para peneliti menggunakan empat faktor gaya hidup, seperti tidak merokok, tidak obesitas, indeks massa tubuh kurang dari 30, olahraga fisik setidaknya sekali seminggu, dan pola makan sehat.
Peserta yang diteliti diperiksa apakah menjalankan pola hidup sehat tersebut. Para peneliti menemukan bahwa skor risiko genetik tinggi secara signifikan meningkatkan kejadian kejadian koroner sebanyak 90 persen pada mereka yang tidak menjalankan pola hidup sehat.
Setiap faktor gaya hidup sehat mengurangi risiko, dan kelompok gaya hidup yang kurang baik juga memiliki risiko lebih tinggi menderita hipertensi, diabetes, dan penyakit lain.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.