Reshma Quereshi tampil dalam New York Fashion Week di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 8 September 2016. Reshma merupakan korban serangan air keras hingga ia kehilangan mata kirinya. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang model menarik perhatian pengunjung di hari pertama New York Fashion Week 2016 digelar. Dia adalah Reshma Qureshi, seorang remaja korban serangan asam di India. Akibat serangan asam itu membutakan salah satu matanya dan merusak wajahnya dua tahun lalu.
“Saya merasa ini pengalaman yang benar-benar hebat,” ujarnya. Reshma berjalan di atas catwalk dalam balutan gaun panjang bermotif bunga dan berwarna krem. Gaun itu dirancang oleh desainer India, Archana Kohnar.
"Saya ingin mengatakan kepada dunia, jangan melihat kami dalam cahaya yang lemah, lihatlah bahwa kami bisa pergi keluar dan melakukan sesuatu hal,” katanya kepada AFP, dikutip dari laman Time.
Ini bukan pertama kalinya Qureshi menunjukkan dirinya sebagai korban serangan asam. Sebelumnya, dia membuat video kecantikan di YouTube, tahun lalu. Video tersebut juga sebagai pengumuman layanan publik India yang berupaya untuk menghentikan penjualan asam secara terbuka.
Serangan asam, yang menargetkan perempuan dan anak-anak pada khususnya, masih merajalela di beberapa bagian dunia, seperti Asia selatan, sub-Sahara Afrika, India Barat, dan Timur Tengah. Qureshi mendapat serangan asam pada Mei 2014 oleh kakak ipar laki-lakinya dan teman-temannya.
Qureshi diundang dalam pekan mode ini dengan FTL Moda, sebuah perusahaan produksi fashion yang berkomitmen menantang industri fashion untuk setiap stereotip keindahan. FTL Moda juga mengundang model dengan sindrom Down ke New York Fashion Week tahun lalu .
“Orang-orang memiliki kecenderungan untuk melihat korban serangan asam dari satu perspektif,” katanya. "Saya tidak ingin mereka melihat mereka seperti itu lagi."
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
38 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.