Busana Pengungsi, Konflik Batin Angela Luna  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 27 Juli 2016 12:06 WIB

Fashion untuk pengungsi dari tenda rancangan Angela Luna. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Angela Luna adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan fashion di Parsons School of Design, New York, salah satu sekolah mode bergengsi di dunia. Suatu ketika, seperti ditulis Business Insider, Selasa, 12 Juli 2016, ia terusik saat membaca berita tentang kehidupan pengungsi asal Suriah. Luna merasa fashion dan hal terkait lain yang ia pelajari itu tak bertalian dengan masalah sosial-kemanusiaan global. Karena itu, dia membuat jembatan nyata yang menghubungkan fashion dengan isu kemanusiaan.

Singkirkan segala rupa manik-manik, brokat, dan lace, lalu pikirkan segala hal yang dibutuhkan pengungsi. Jadilah tenda dan kantong tidur, yang bila dilipat, menjelma menjadi jaket. Busana itu akan sangat dibutuhkan pengungsi yang terpaksa bertahan hidup di kamp pengungsian atau sedang dalam pelarian.

Sederet busana ciptaan Luna itu tak hanya multifungsi. Luna juga membuatnya cocok menjadi perisai pelindung badan untuk menembus malam yang sangat dingin. Busana itu pun ia rancang tahan air, sehingga para pengungsi tak kebasahan ketika hujan datang atau saat melintasi wilayah perairan. Khusus tenda, ia buat muat untuk dua orang.

Ide menciptakan busana multifungsi ini tak muncul begitu saja lewat “sim salabim”. Empati membuat Luna terus menggali informasi dari aktivis organisasi internasional yang menangani pengungsi. Dia pun mewawancarai para pengungsi dan mengumpulkan artikel seputar pengungsi. Hingga akhirnya, dia terpaku pada foto pengungsi yang tidur di pinggir jalan.

Dari situ, ia kembali berdiskusi dengan para aktivis untuk membuat busana yang betul-betul berguna bagi para pengungsi. Ia mewujudkan idenya dalam tujuh busana yang menjadi karya tugas akhirnya di Parsons. Ia menamai koleksinya Outwear Anywhere.

Luna juga mendirikan label fashion ADIFF dengan slogan “Design Intervention for Global Issues (Intervensi Desain terhadap Isu Global)” untuk melancarkan misinya. Bisnis pakaiannya meroket karena ternyata diminati para petualang. “Sejak situs saya online, saya dihubungi orang-orang yang senang naik gunung dan berkemah. Muncul beragam permintaan dan kebutuhan,” kata Luna kepada Business Insider.

Luna berhasrat mengikuti jejak label Toms Shoes, yang mendonasikan keuntungannya dari setiap penjualan sepasang sepatu. Perempuan berusia 22 tahun ini lantas menyisihkan sebagian keuntungannya dari penjualan busana perjalanan untuk modal membuat busana bagi pengungsi. Jadi setiap penjualan dua atau tiga busana perjalanan akan berbuah satu busana multifungsi untuk disumbangkan ke pengungsi.

Koleksi busana pengungsi Luna akan diluncurkan pada musim panas ini. Melalui koleksi itu, dia menegaskan fashion tak hanya soal busana yang indah, mahal, dan glamor. “Saya yakin, setiap industri punya cara dan kesempatan untuk membuat perubahan, bergantung pada cara Anda melihat dan mengambil kesempatan itu,” katanya.

Luna berkaca pada pengalamannya berdamai dengan konflik batin yang kerap menghampirinya ketika media ramai membicarakan pengungsi Suriah. Dia sempat ingin berhenti dari studinya dan pindah jurusan agar bisa berkontribusi nyata bagi dunia dan kemanusiaan. “Kami terus berdiskusi setiap hari tentang celana Prada senilai US$ 4.000 (sekitar Rp 52 juta) yang sama sekali tidak berdampak lebih luas,” ujarnya seperti ditulis Daily Mail, 14 Juni lalu.

Dia terus gelisah. “Haruskah saya tetap di jalur fashion?” dia bertanya kepada ayahnya. Namun Luna sadar akan talentanya dan sudah terlambat baginya untuk pindah jurusan. Saat itu dia sudah hampir menyelesaikan studinya. Lalu, dia memutuskan menggunakan bakat dan kemampuannya untuk berkontribusi nyata dalam misi sosial-kemanusiaan. "Keahlian saya selalu berhubungan dengan kreativitas dan desain. Pada akhirnya, ya, saya mempelajari fashion. Dan, saya pikir akan menarik dan inovatif jika keahlian ini saya gunakan untuk menciptakan sebuah solusi,” ucapnya.

DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Segudang Manfaat Kesehatan Buah Markisa
Pasangan Saling Menyalahkan, Pernikahan Terancam
Cara Sederhana untuk Membuktikan Cinta Lingkungan

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

3 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

6 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

12 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

20 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

25 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

29 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

41 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

58 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.

Baca Selengkapnya