Pakai Minyak Kelapa untuk Pelumas Bercinta, Risikonya Infeksi dan Iritasi Miss V

Reporter

Yunia Pratiwi

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 26 Mei 2020 21:00 WIB

Minyak kelapa. (Venusbuzz.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pasangan memilih menggunakan pelumas sebagai alat bantu agar nikmat bercinta. Salah satu bahan yang kerap dijadikan pelumas seks, adalah minyak kelapa karena dapat melembapkan dengan cepat dan mudah ditemukan. Namun, ternyata keamanan minyak kelapa untuk pelumas saat bercinta meragukan.

Menurut penelitian pada tahun 2014, minyak kelapa terbukti secara klinis aman dan efektif digunakan sebagai pelembap. Sifat melembapkannya membuat bahan alami ini dapat dijadikan pelumas bercinta dan memungkinkan hubungan seks bertahan lebih lama. Namun, meski aman untuk kulit para ilmuwan belum melakukan penelitian mengenai keamanan atau efektivitas minyak kelapa sebagai pelumas.

Bagi wanita yang telah mengalami menopause maka minyak kelapa bisa sangat membantu. Sebab menopause dapat membuat vagina terasa kering dan sakit saat berhubungan seks. Akan tetapi, penggunaan pelumas tak terbatas pada wanita yang menopause saja.

Selain itu, bagi wanita yang alergi atau sensitif terhadap bahan kimia maka minyak kelapa juga dapat menjadi alternatif. Namun, pastikan Anda memilih minyak kelapa tanpa tambahan apa pun. Sementara jika ingin menggunakannya, maka Anda dapat mengoleskan sedikit minyak kelapa di sekitar lubang vagina dan pada vulva. Meski minyak kelapa tergolong aman untuk kulit, namun terdapat beberapa risiko terkait dengan penggunaan minyak kelapa sebagai pelumas yang harus Anda pertimbangkan.

Risiko pakai minyak kelapa untuk pelumas bercinta

1. Minyak kelapa dapat menyebabkan infeksi vagina

Advertising
Advertising

Menggunakan minyak kelapa sebagai pelumas dapat menyebabkan infeksi vagina pada wanita. Minyak ini memiliki pH yang tinggi sehingga membuatnya bersifat basa, sedangkan pH normal vagina bersifat asam. Hal ini bisa mengganggu keseimbangan pH alami vagina yang dapat menyebabkan infeksi jamur maupun infeksi vagina lainnya.

2. Minyak kelapa dapat memicu iritasi

Minyak kelapa tidak larut dalam air sehingga akan tetap menempel pada kulit dan sulit dibersihkan. Setelah berhubungan seks, Anda pun tak akan bisa menghilangkan minyak ini hanya dengan mencucinya menggunakan sabun dan air. Mungkin perlu menggosoknya beberapa kali yang dapat menyebabkan terjadinya iritasi jika dilakukan terlalu keras.

3. Minyak kelapa bisa merusak kondom lateks

Pelumas berbasis minyak dapat menghancurkan kondom lateks dengan sangat cepat. Oleh sebab itu, minyak kelapa tak boleh digunakan dengan kondom, diafragma maupun alat KB lain yang terbuat dari lateks. Rusaknya kondom pun dapat mengurangi efektifitasnya sehingga membuat Anda berisiko tertular infeksi menular seksual (IMS) atau terjadi kehamilan.

4. Minyak kelapa mengotori sprei dan pakaian

Sama dengan pelumas berbasis minyak lainnya, minyak kelapa dapat meninggalkan noda pada sprei dan pakaian Anda. Noda tersebut akan sulit atau bahkan tidak bisa dibersihkan sehingga sprei dan pakaian menjadi kotor permanen.

5. Minyak kelapa bisa menyebabkan reaksi alergi

Meski jarang, namun sebagian orang bisa mengalami reaksi alergi akibat minyak kelapa. Bila Anda alergi terhadap minyak ini, maka akan timbul gejala seperti gatal-gatal, ruam atau lepuhan setelah menggunakannya.

SEHATQ

Berita terkait

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

6 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

9 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

10 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

12 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

14 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

15 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

25 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

27 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

32 hari lalu

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

Mahkamah Konstitusi Uganda hanya merubah beberapa bagian dalam undang-undang anti-LGBTQ.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

32 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya