Cerita Dakota Johnson Depresi dan Kecemasan Sejak Remaja

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 13 Mei 2020 19:00 WIB

Aktris Dakota Johnson menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, Bad Times at the El Royale, di Hollywood, Sabtu, 22 September 2018. Bad Times at the El Royale merupakan film thriller yang disutradarai Drew Goddard. AP/Jordan Strauss

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Dakota Johnson membuka diri tentang depresi yang dialaminya sejak dia masih remaja. Dalam sebuah wawancara terbaru dengan Marie Claire, aktris berusia 30 tahun itu mengungkapkan tentang bantuan profesional, dan bagaimana ia mengatasi kesehatan mentalnya.

"Saya sudah berjuang dengan depresi sejak saya masih muda — sejak saya berusia 15 atau 14," katanya seperti dilansir dari laman Indata-style. "Pada saat itulah, dengan bantuan para profesional, saya seperti, Oh, ini adalah hal yang bisa membuat saya jatuh cinta. Tetapi saya telah belajar untuk menemukan itu indah karena saya merasakan dunia. Saya kira saya memiliki banyak kerumitan, tetapi mereka tidak mencurahkan saya. Saya tidak menjadikannya masalah orang lain. "

Dakota Johnson sebelumnya mengungkapkan bahwa dia kadang-kadang menderita kecemasan ketika datang ke audisi, kepada AnOther Magazine pada 2015, "Kadang-kadang saya panik sampai pada titik di mana saya tidak tahu apa yang saya pikirkan atau lakukan. Saya memiliki serangan kecemasan penuh. Saya tetap memilikinya sepanjang waktu, tetapi dengan audisi itu buruk,” ujar pacar vokalis Coldplay, Chris Martin.

Masih dari wawancara dengan Marie Claire, Dakota Johnson juga membahas kecemasannya terhadap keadaan dunia saat ini. "Saya merasakan kecemasan paling gila tentang dunia dan planet kita,” ujarnya.

"Saya terus-menerus memikirkan keadaan dunia saat ini. Itu membuat saya terjaga di malam hari, sepanjang malam, setiap malam. Otak saya pergi ke tempat-tempat gelap yang gila dengannya," katanya, seraya menambahkan bahwa "otaknya bergerak sejuta mil per menit. "

Advertising
Advertising

"Saya harus melakukan banyak pekerjaan untuk membersihkan pikiran dan emosi, dan saya sedang menjalani banyak terapi," katanya.

Melansir laman Sehatq, mengatasi masalah kesehatan mental, termasuk mengobati kecemasan memang tidak semudah mengonsumsi obat dan merasakan dampaknya pada tubuh. Terlebih, yang dikendalikan adalah hal yang menyangkut perilaku, bukan semata-mata urusan penyakit fisik.

Walau begitu, tetap ada langkah-langkah untuk mengatasi cemas yang terus-menerus, seperti konsultasi dengan para pakarnya seperti psikiater, konselor, atau psikolog. Lalu melalui pengobatan terapi dan medis, temukan support group yang mewadahi untuk saling berbagi.

Selain itu, olahraga juga bisa menjadi cara mengatasi rasa cemas berlebihan. Sebab, aktif berolahraga bisa membantu tubuh melepas hormon endorfin dan serotonin, yang bisa membuat Anda lebih bahagia secara emosional. Setidaknya, berolahragalah selama 30 menit sebanyak 3-5 hari. Jangan menganggap olahraga adalah beban, bersenang-senanglah dalam berolahraga di gym bersama teman baru.

Berita terkait

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

22 jam lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

1 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

2 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

5 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

5 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

5 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

6 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

10 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

10 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

12 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya