TEMPO.CO, Jakarta - Masa pandemi corona seperti ini membutuhkan daya tahan dan imunitas tubuh yang kuat untuk mencegah paparan virus. Demikian juga dengan anak-anak yang memerlukan asupan bernutrisi agar bisa membantu menjaga daya tahan tubuhnya.

Sebab itu, jenis makanan pun perlu diperhatikan agar sesuai kebutuhan nutrisi anak-anak. Menurut Dokter Spesialis Gizi Diana Suganda, asupan protein dan buah serta sayuran pada anak diperbanyak. Dia mengingatkan jangan hanya makan asal kenyang, tapi perhatikan kecukupan nutrisi untuk menjaga daya tahan tubuh anak di masa pandemi.

"Protein terdiri dari 2 jenis yakni hewani dan nabati jadi keduanya harus dilengkapi. Protein hewani bisa didapatkan dari telur yang bisa tahan lama disimpan di kulkas. Kalau ayam dan ikan kita belinya fresh bisa disimpan di freezer," ucap Diana dalam Live Chat di Facebook Enfa Smart Center dengan tema Tips Perkuat Daya Tahan Tubuh si Kecil, Selasa 14 April 2020.

Selain hewani, terdapat pula protein nabati. Contohnya tahu dan tempe, kacang-kacangan misalnya kacang tanah dan kacang merah. "Bisa dikombinasikan untuk makanan sehari-hari dibuat sop. Anak juga membutuhkan lemak yang ada di ikan dan tahu," ucapnya.

Setelah protein, orang tua diharapkan menambahkan asupan sayur dan buah, yangg penting buntuk kesehatan tubuh. "Sayur dan buah mengandung banyak sekali serat dan mikronutrien, berbagai antioksidan juga terdapat dari buah dan sayur yang berwarna," lanjut Diana.

Diana menyarankan agar anak bisa mengonsumsi 5 warna sayur yang bisa dikombinasikan dalam tiga kali waktu makan atau jenis olahan sayur. "Misal warna merah bisa pakai paprika cabai, semangka, apel. Kemudian kuning dari labu, hijau dari buah pir dan sayuran. Warna oranye dari jeruk dan wortel dan buah anggur untuk warna ungu. Sehari bisa dikombinasikan, bisa juga dibuat oseng-oseng tumis sudah oke," ujar dokter yang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya.

Sebaiknya dalam satu kali makan terpenuhi kebutuhan karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin serta mineral. "Kedua kandungan nutrisi mikro dan makro nutrien mesti tercukupi jika hanya sedikit maka metabolisme tidak bisa berjalan dengan baik," tandasnya.