Alasan WHO dan CDC Imbau Orang Sehat Gunakan Masker Kain

Senin, 6 April 2020 11:14 WIB

Ilustrasi masker kain. ANTARA/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang sebelumnya hanya merekomendasikan masker untuk mereka yang sakit dan orang-orang, seperti petugas kesehatan, yang sering berinteraksi dengan orang sakit.

Dr. Mike Ryan, pakar kedaruratan utama WHO seperti dikutip Reuters mengatakan jika ada kemungkinan penularan virus corona melalui udara yang kini telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang dan membunuh 50 ribu orang di seluruh dunia sejak muncul di China Desember lalu. Tetapi pendorong utama pandemi itu masih diyakini adalah orang sakit dengan gejala batuk dan bersin yang memapar permukaan atau orang lain.

Ryan mengimbau agar pasokan masker respirator bedah medis untuk pekerja garis depan harus tersedia. Tetapi gagasan untuk menggunakan penutup pernapasan atau penutup mulut untuk mencegah batuk atau bersin menyebarkan penyakit ke lingkungan dan terhadap orang lain bukanlah ide yang buruk.

"Jadi kita tentu bisa melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik masker buatan sendiri atau kain, di tingkat masyarakat dapat membantu dalam respons komprehensif menyeluruh terhadap penyakit ini," katanya

Melansir laman Vox, Centers for Disease Control and Prevention atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyebutkan jika masker sangat direkomendasikan di daerah di mana Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus SARS-CoV-2, telah menunjukkan penyebaran yang signifikan dari orang ke orang.

Advertising
Advertising

"Masker harus dipakai oleh semua orang kecuali bayi di tempat umum di mana tindakan social distancing lainnya sulit dipertahankan seperti toko kelontong dan apotek," tulis panduan tersebut.

Pedoman baru ini adalah perubahan besar bagi pemerintah federal, yang sebelumnya ditolak, melalui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan ahli bedah umum untuk merekomendasikan bahwa sebagian besar masyarakat memakai masker. Rekomendasi Gedung Putih, berdasarkan panduan baru dari CDC , hanya meminta orang untuk menggunakan masker kain, termasuk varian buatan sendiri.
Rekomendasi itu tidak berarti Anda harus keluar dan membeli masker medis tradisional.

Karena ada kekurangan alat pelindung diri (APD), termasuk masker, untuk dokter dan perawat, para ahli merekomendasikan agar orang tidak menggunakan persediaan masker medis yang terbatas, seperti masker bedah dan respirator N95. Sementara bukti terbatas, penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak penggunaan masker oleh masyarakat luas dapat membantu menghentikan penyebaran Covid-19.

Virus corona sebagian besar menyebar ketika tetesan yang mengandung kuman masuk ke mulut, hidung, atau mata seseorang. Jika Anda memiliki penghalang fisik di depan mulut dan hidung Anda, itu kemungkinan kecil akan terjadi.

Ketika Anda bernapas, berbicara, tertawa, mendesah, menguap, bersin, atau batuk di depan umum, maka Anda cenderung tidak akan mendapatkan tetesan di mesin kasir, meja makan, atau di mana pun jika Anda memakai masker. Kondisi tersebut bisa menghentikan orang, bahkan mereka yang tidak menunjukkan gejala, untuk menyebarkan infeksi.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

9 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya