Menyusui saat Hamil, Amankah bagi Janin?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Kamis, 17 Oktober 2019 21:35 WIB

Ilustrasi menyusui. factretriever.com

TEMPO.CO, Jakarta - Meski belum lama melahirkan, seorang ibu bisa hamil kembali. Kondisi ini menyebabkan ibu hamil perlu menyusui bayinya yang masih kecil.

Pada 2017 lalu, hal ini pernah dialami oleh artis Zaskia Adya Mecca yang hamil anak keempat saat masih menyusui anak ketiganya. Istri dari Hanung Bramantyo ini pun memilih untuk tetap menyusui bayi saat hamil.

Dari kasus di atas timbul pertanyaan, benarkah menyusui saat hamil aman bagi ibu?

Ketika hamil, tubuh akan tetap memproduksi ASI sehingga ibu bisa menyusui bayinya. Janin yang ada dalam kandungan pun tetap bisa mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya dari tubuh ibunya.

Pada umumnya, tidak ada masalah untuk menyusui saat hamil. Selama Anda sanggup melakukannya, tentunya dengan izin dokter, maka Anda bisa terus menyusui bayi saat hamil. Namun, menyusui dapat memicu pelepasan hormon oksitosin yang mampu menyebabkan kontraksi ringan.

Advertising
Advertising

Tubuh akan melepas hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI ketika ibu menyusui. Hormon ini merupakan hormon dikeluarkan selama persalinan.

Untungnya, hingga tubuh siap untuk melahirkan (sekitar 38 minggu), hormon oksitosin tidak memiliki banyak pengaruh pada rahim. Sebab jumlah oksitosin yang dilepas tidak cukup merangsang persalinan dalam keadaan normal.

Selain itu, tak ada bukti yang menunjukkan adanya peningkatan risiko keguguran pada ibu yang menyusui saat hamil, meski terjadi peningkatan kontraksi yang disebabkan produksi hormon oksitosin.

Dalam kehamilan yang tidak berisiko atau berisiko rendah, menyusui saat hamil juga bukanlah masalah yang berbahaya. Akan tetapi, kondisi tertentu mungkin dapat membuat Anda tidak bisa menyusui bayi saat hamil. Dokter akan mencegah Anda untuk menyusui saat hamil, jika Anda berisiko melahirkan premature, mengandung bayi kembar, pernah mengalami keguguran, pernah melahirkan bayi prematur

Bila Anda memiliki kondisi tersebut, dokter mungkin akan menyarankan Anda menyapih bayi untuk sementara waktu. Sebagai upaya memastikan keamanan Anda menyusui saat hamil, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter untuk menemukan jawaban yang tepat.

Adakah efek menyusui saat hamil?

Perlu Anda ketahui, hormon kehamilan tidak akan mudah masuk ke dalam ASI sehingga ASI masih tetap bergizi dan aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, meski ASI tetap bergizi baik selama kehamilan, komposisi ASI bisa berubah sehingga mengubah rasa ASI. Selain itu, produksi ASI juga cenderung menurun seiring dengan perkembangan kehamilan.

Ini biasanya terjadi pada pertengahan kehamilan. Pada saat usia kehamilan 5 bulan, payudara mulai memproduksi kolostrum sebagai persiapan kelahiran bayi sehingga membuat rasa ASI berubah. Bayi Anda pun mungkin tidak menyukai perubahan rasa dan penurunan jumlah ASI ini sehingga tidak mau menyusu.

Beberapa bayi bahkan memutuskan untuk menyapih sendiri saat ibu hamil. Akan tetapi, jika kehamilan Anda sehat dan bayi tidak ingin disapih, maka jangan melakukannya dan teruslah coba memberinya ASI. Selalu pastikan berat badan bayi bertambah dan tidak kekurangan gizi saat ASI mengalami perubahan.

Sementara, selain kontraksi ringan, menyusui saat hamil juga dapat meningkatkan beberapa efek kehamilan, seperti lebih merasa mual, tidak nyaman, nyeri puting, dan nyeri payudara.

Puting sensitif yang dirasakan pada awal kehamilan dapat terasa lebih sakit karena menyusui. Selain itu, Anda juga dapat merasa kelelahan karena kehamilan. Akan tetapi, ini biasanya tidak berlangsung lama dan segera menyesuaikan diri.

Namun, jika morning sickness terjadi sangat parah, dan Anda malah kehilangan berat badan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pastikan juga Anda makan secara teratur, mengonsumsi makanan yang baik, dan minum banyak cairan.

Menyusui saat hamil membuat Anda harus lebih banyak mendapat asupan untuk bahan bakar pertumbuhan janin dan produksi ASI. Anda kira-kira membutuhkan 600-800 kalori ekstra, dan jangan lupa juga untuk minum 8-12 gelas per hari. Mengonsumsi vitamin D dan suplemen asam folat setiap hari juga sangatlah penting.

Setelah melahirkan, Anda juga mungkin kebingungan untuk menyusui dua bayi. Namun, jika dokter mengizinkan, Anda dapat menyusui kedua bayi secara bersamaan (tandem nursing). Ibu yang melakukan tandem nursing akan memiliki kemungkinan menderita mastitis lebih kecil daripada ibu menyusui pada umumnya.

SEHATQ

Berita terkait

Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

4 hari lalu

Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

Penting bagi perempuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya hipertensi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya

Cara Menyimpan dan Urutan Memberikan ASI Beku yang Benar

5 hari lalu

Cara Menyimpan dan Urutan Memberikan ASI Beku yang Benar

Menyimpan dan memberikan ASI beku kepada bayi tak bisa sembarangan. Ada tata cara dan urutannya

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

6 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

9 hari lalu

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

Proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI bubuk,

Baca Selengkapnya

Alasan IDAI Tak Sarankan ASI Dijadikan Susu Bubuk

12 hari lalu

Alasan IDAI Tak Sarankan ASI Dijadikan Susu Bubuk

IDAI tak menyarankan ASI dibekukan dan dijadikan ASI bubuk. Berikut ragam alasannya.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

40 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

46 hari lalu

Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

48 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

58 hari lalu

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.

Baca Selengkapnya

Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

18 Maret 2024

Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

Berikut tips untuk ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadan. Upayakan tidak telat sahur dan berbuka puasa agar cairan tetap tercukupi dalam sehari.

Baca Selengkapnya