TEMPO.CO, Jakarta - Air susu ibu atau ASI merupakan asupan paling ideal untuk bayi pada bulan pertama kehidupannya. Kandungan nutrisinya, yang terdiri asam amino, AA, DHA, vitamin A, D, E, K, B-karoten, dan mineral, membentuk sistem imun yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit.
Ternyata ASI tidak hanya baik untuk bayi, tapi juga untuk ibu menyusui. Salah satu manfaatnya adalah membantu menurunkan berat badan setelah melahirkan. Apalagi, sebagian besar perempuan mengalami kenaikan berat badan yang drastis selama hamil.
Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp. A, MHSM, IBCLC menjelaskan beberapa manfaat lain aktivitas menyusui bagi ibu, termasuk menurunkan risiko kanker payudara.
“Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan setelah kehamilan, menjaga kesehatan mental dan fisik, menurunkan risiko depresi setelah persalinan, sebagai kontrasepsi alami, menguatkan tulang, hingga menurunkan risiko penyakit jantung serta kanker payudara,” kata dia dalam keterangan pers menyambut World Breastfeeding Week 1-7 Agustus 2019.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah menyusui juga membantu menguatkan hubungan atau bonding antara ibu dan bayi. Hubungan ini semakin kuat ketika hormon oksitosin atau hormon kasih sayang diproduksi saat ibu menyusui. Ketika hormon itu keluar, produksi ASI ikut meningkat. Ketika bayi merasa tenang dan nyaman menyusui, saat itulah ia merasakan hubungan yang bertambah dekat dengan sang ibu.
ASI eksklusif dibutuhkan bayi untuk tumbuhu kembangnya hingga usia 6 bulan. Setelah itu, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang semakin meningkat. Idealnya ASI diberikan hingga anak berusia dua tahun.