Kaget dengan Hasil Tes Darah, Kim Kardashian Menderita Lupus?
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Selasa, 10 September 2019 19:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kim Kardashian menjalani pemeriksaan darah setelah ia merasa tidak bugar akhir-akhir ini. Dan ia begitu terkejut ketika dikabarkan bahwa antibodinya positif untuk rheumatoid arthritis dan lupus, penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada jaringan dan organ.
Hal itu terungkap dalam episode pertama Keeping Up the Kardashians musim 17 yang tayang pada Ahad, 8 September 2019. Di episode itu, Kim mengatakan ia merasa sangat lelah, mual, dan tangannya bengkak. “Aku merasa seperti benar-benar hancur berantakan. Tangan saya mati rasa,” kata dia.
Awalnya Kim curiga dia hamil, tetapi hasil tes negatif. Jadi, dia datang ke dokter. Ia mengungkapkan keluhan kedpa dokter. “Berdasarkan gejalanya, sepertinya saya menderita radang sendi. Sangat menakutkan. Jadi saya harus pergi ke dokter dan melihat apa yang terjadi karena saya tidak bisa hidup seperti ini."
Dokter mencurigai istri Kanye West itu mengalami rheumatoid arthritis atau RA, gangguan peradangan kronis yang memengaruhi persendian, termasuk yang ada di tangan dan kaki. Kim lalu diminta melakukan pemeriksaan darah. Saat itu ia sedang menantikan putranya, Psalm, melalui ibu pengganti.
Ketika akhirnya dikabarkan bahwa antibodinya positif untuk rheumatoid arthritis dan lupus, ibu empat anak itu menangis. "Kau tahu, kau benar-benar masuk akal dan memikirkan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi," katanya. "Jadi selama beberapa hari ke depan akan jadi neraka ... bertanya-tanya apa yang saya miliki, apa yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya."
Dokter Kim mengatakan ada kemungkinan ini positif palsu, jadi dia menjadwalkan pertemuan lanjutan untuk mendapatkan pemindaian ultrasound di tangan dan persendiannya.
Tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis lupus, menurut National Institutes of Health (NIH). Dokter biasanya akan melihat riwayat kesehatan Anda, melakukan pemeriksaan fisik lengkap, dan mengambil sampel dari darah, kulit, atau ginjal untuk tes laboratorium.
Sama dengan lupus, artritis reumatoid atau RA juga sulit didiagnosis mengingat tidak ada tes tunggal untuk itu, kata NIH. Gejala-gejalanya juga dapat menyerupai gejala penyakit sendi lainnya. Untuk mendiagnosis seseorang dengan RA, dokter biasanya akan melihat riwayat medis pasien, melakukan pemeriksaan fisik, memeriksakannya ke laboratorium, dan meminta mereka menjalani rontgen dan tes pencitraan lainnya, kata NIH.
Hasil tes antibodi positif RA dan lupus bukan berarti Kim secara otomatis berarti bahwa ia menderita RA atau lupus. Namun, hasil itu mengindikasikan bahwa pengujian lebih lanjut diperlukan, kata Dr. Lynn Ludmer, MD, direktur medis dari Departemen Rheumatologi di Mercy Medical Center di Baltimore.
Antibodi adalah protein yang dibuat tubuh Anda untuk melawan infeksi. "Kadang-kadang orang membuat antibodi abnormal," kata Dr Ludmer, seperti dikuti Women’s Health, Senin, 9 September 2019.
Ia menambahkan, jenis-jenis antibodi yang dimiliki Kim biasanya tidak terlihat pada orang sehat tetapi dapat dilihat dalam kondisi tertentu, termasuk kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Tetapi, antibodi ini juga dapat terlihat dari infeksi virus biasa.
"Orang tidak boleh panik dalam situasi ini, tetapi memang perlu evaluasi lebih lanjut," kata Dr Ludmer.