Jangan Sembarangan Memulai Diet Ketofastosis, Simak Panduan Ini

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Senin, 2 September 2019 20:20 WIB

Ilustrasi diet ketogenik. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Diet ketofastosis merupakan varian ketogenik atau diet keto yang populer beberapa tahun belakangan. Berbeda dengan diet keto, ketofastosis menggabungkan ketogenik (rendah karbohidrat) dengan fastosis (fasting on ketosis). Jadi, pada diet ini, Anda akan menjalankan puasa dalam keadaan ketosis karena hanya mengonsumsi sedikit karbohidrat, atau bahkan tidak sama sekali.

Kebanyakan orang aman melakukan diet ini Namun, wanita hamil atau menyusui, serta yang memiliki riwayat makan tidak teratur, sebaiknya hindari jenis diet ini. Sementara, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, harus berkonsultasi pada dokter sebelum mencoba diet ketofastosis.

Meski dianggap bermanfaat, diet ini mungkin tidak sama untuk setiap orang. Sebagian orang mungkin merasa bahwa berpuasa pada diet keto terlalu sulit atau mengalami reaksi yang buruk ketika melakukannya, seperti makan berlebihan ketika tidak berpuasa, cepat marah, dan kelelahan.

Untuk memulai diet ketofastosis, tidak disarankan untuk langsung menjalani keto dan fastosis secara bersamaan karena bisa membuat sistem tubuh syok ketika beralih dari glukosa ke keton sebagai bahan bakar energi.

Oleh sebab itu, disarankan untuk memulai diet keto terlebih dahulu. Setelah melakukan diet keto selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, barulah Anda bisa meneruskan dengan ketofastosis.

Advertising
Advertising

Durasi waktu puasa yang disarankan adalah 12-16 jam selama 4-5 hari dalam seminggu. Ketika tidak berpuasa, Anda dapat mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Untuk durasi waktu menjalankan diet ketofastosis, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan. Setelah itu, Anda dapat beralih kembali ke diet keto standar.

Menu diet ketofastosis yang dapat Anda konsumsi, yaitu telur, alpukat, sayuran berdaun hijau, minyak zaitun, salmon, ayam, brokoli, kembang kol, tuna, dan udang.

Melakukan diet ketofastosis yang ekstrem bisa membuat Anda memotong kalori terlalu drastis sehingga menyebabkan kehilangan terlalu banyak berat badan atau massa otot. Untuk menjaga massa otot, disarankan mengonsumsi 1 gram protein per kilogram berat badan setiap hari.

Dalam melakukan diet apa pun, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah Anda boleh melakukan diet ataukah tidak. Selain itu, dokter akan merekomendasikan jenis diet yang cocok untuk Anda dan makanan apa yang sebaiknya Anda konsumsi.

Pastikan bahwa Anda berada dalam pengawasan dokter dalam menjalankan diet agar tidak salah dan menyebabkan Anda kekurangan nutrisi.

SEHATQ.COM

Berita terkait

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

15 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

21 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

39 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

42 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

57 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

5 Maret 2024

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi

28 Februari 2024

Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi

Ahli gizi menjelaskan pentingnya asupan makanan sehat bagi pasien kanker apapun agar terhindar dari risiko malnutrisi. Simak sarannya.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis dan Kandungan Gizinya Belum Dibahas Spesifik di Rapat Kabinet

28 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis dan Kandungan Gizinya Belum Dibahas Spesifik di Rapat Kabinet

Presiden Joko Widodo mengatakan program makan siang gratis tidak dibahas spesifik dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya