Susu Kambing dan Susu Sapi Kaya Nutrisi, Mana yang Lebih Sehat?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 21 Agustus 2019 16:30 WIB

ilustrasi susu kambing by Boldsky

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak pilihan produk susu saat ini, mulai dari kedelai, almond, beras, oat, dan termasuk susu sapi dan kambing. Dua jenis susu yang terakhir termasuk yang paling favorit. Bahkan susu kambing diketahui memiliki lebih banyak manfaat gizi daripada susu sapi, terutama untuk masalah pencernaan.

Semua susu adalah emulsi lemak, protein, zat gizi mikro, laktosa dan air. Menurut beberapa penelitian, susu kambing memiliki kemungkinan lebih kecil menyebabkan gejala pencernaan yang merugikan daripada susu sapi.

Melansir laman Purewow, satu cangkir susu kambing, menurut USDA mengandung 170 kalori, 9 gram protein, 10 gram lemak, 11 gram karbohidrat, 11 gram gula, dan 25 miligram kolesterol. Sedangkan untuk satu cangkir susu sapi utuh, mengandung 160 kalori, 8 gram protein, 9 gram lemak, 11 gram karbohidrat, 11 gram gula, dan. 30 miligram kolesterol

Jika dilihat dari nutrisi makronutrien, susu kambing dan susu sapi hampir identik. Susu kambing unggul untuk protein dan kolesterol, tetapi kadar lemak susu sapi sedikit lebih rendah. Baik susu kambing atau susu sapi mengandung vitamin dan mineral yang cukup banyak, hanya dalam jumlah yang berbeda.

Susu kambing memiliki lebih banyak kalsium, kalium dan vitamin A daripada susu sapi, tetapi susu sapi memiliki lebih banyak vitamin B12, selenium dan asam folat. Jadi jika kandungan nutrisinya hampir sama, apakah yang satu lebih sehat daripada yang lain?

Advertising
Advertising

Seorang pekerja menuangkan susu sapi ke plastik pembungkus di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, Lembang, Jawa Barat (17/9). Menjelang lebaran permintaan meningkat. Foto: TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Baik susu kambing dan susu sapi menawarkan banyak sekali manfaat gizi, tetapi susu kambing mungkin lebih ramah pada sistem pencernaan. Itu karena kadar protein mikro yang menyulitkan sebagian orang mencerna susu kambing lebih rendah daripada susu sapi. Molekul lemak atau gumpalannya juga lebih kecil, yang membuatnya lebih mudah untuk diproses oleh tubuh Anda.

Karena dianggap lebih mudah dicerna, ada kesalahpahaman bahwa susu kambing bebas laktosa. Kandungan gula yang ditemukan dalam susu yang dapat menyebabkan masalah perut bagi orang-orang dengan alergi laktosa. Sebenarnya tidak. Susu kambing memang memiliki lebih sedikit laktosa daripada susu sapi, tetapi tidak cukup untuk membuatnya bebas laktosa.

Sementara untuk bayi yag alergi susu sapi, American Academy of Pediatrics sangat tidak menyarankan pemberian susu kambing kepada bayi sebagai pengganti susu formula. Ini karena meskipun lebih mudah dicerna, susu ini tidak menawarkan manfaat gizi yang sama, dan jika tidak dipasteurisasi, berisiko terkena infeksi. Konsultasikan dengan dokter anak Anda tentang alternatif susu formula. Mereka mungkin merekomendasikan susu kambing ketika anak Anda mendekati usia balita.

Jika Anda penasaran bagaimana rasa susu kambing untuk membandingkan rasanya pikirkan bagaimana rasanya keju kambing. Sedangkan susu kambing rasanya lebih ringan, netral dan lembut, susu kambing jelas lebih legit dan bau.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 menit lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

7 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya