Orang Tua Harus Tahu, Ini Etika Mengajak Anak ke Taman Bermain

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 21 Agustus 2019 11:00 WIB

Ilustrasi ibu dan anak bermain di taman bermain. (Purewow /Cavan Images/ Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Mengajak anak bermain di luar ruangan sangat bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. Selain berguna untuk merangsang kemampuan motorik dan sensorik buah hati, taman bermain juga bisa diandalkan untuk mengajarkan anak bersosialisasi dengan orang lain.

Bermain di taman seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak maupun orang tua. Namun, tak jarang keadaan berubah menyebalkan ketika sang buah hati terkena masalah atau berkelahi dengan anak lainnya.

Melansir dari laman Purewow, Daniel Post Senning yang merupakan cicit buyut dari Emily Post dan salah satu penulis dari Emily Post’s Etiquette 19th edition membagikan enam etika yang wajib orang tua ketahui saat mengajak anak bermain di taman bermain.

1. Mengantre

Di taman bermain, ayunan adalah salah satu wahana favorit anak-anak. Mereka rela antre bahkan terkadang berebut satu dengan yang lainnya demi bisa menaiki ayunan. Bagi Senning, momen ini adalah kesempatan yang baik untuk mengajarkan anak Anda pelajaran tentang berbagi dan mengantre.

"Sebagai orang tua, ini semua tentang pemodelan perilaku yang baik," katanya. “Anda dapat menjelaskan kepada mereka 'Jika kamu menunggu, kamu juga ingin orang lain menawarkan kamu untuk menaiki ayunan'. atau 'Kami akan dengan sabar menunggu giliran kami’," ungkap Senning.

Advertising
Advertising

Dengan begitu pengaturan bermain dapat terasa adil untuk anak-anak yang ada di taman bermain. Jika Anda melihat ada orang lain menyelak giliran anak Anda dan Anda merasa tidak nyaman, Anda bisa berbicara padanya. "Misalnya sesederhana mengatakan, 'Halo, kami tiba di sini lebih dulu dari kamu, dan kami akan pergi dalam lima menit. Terima kasih telah menunggu!" tutur Senning.

2. Menengahi Bila Mainan Anak Diambil

Terkadang saat anak Anda bermain dengan mainan, ada anak lainnya yang mengambil mainannya begitu saja. Dalam hal ini, ada dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu membiarkannya atau menengahinya.

Menurut Senning, bila anak Anda masih kecil, Anda perlu turun tangan menengahi mereka. Namun, bila anak Anda, katakanlah sudah berusia lima tahun ke atas, biarkan mereka menyelesaikan sendiri konflik non-fisik yang mereka hadapi.

Jika ternyata Anda tidak hadir dalam saat konflik tersebut terjadi, hindari menyalahkan anak lain bahkan anak Anda sendiri. Senning menyarankan untuk menanyakan apa yang terjadi kepada keduanya untuk memahami kondisi.

Namun skenario terburuk, jika anak kabur dengan mainan itu, ingatlah bahwa itu bukan tugas Anda untuk mendisiplinkan anak orang lain atau mendapatkannya kembali. "Alih-alih mendisiplinkan anak orang lain, bantu anak Anda memproses perasaan mereka dan terus maju," ujar Senning.

3. Intervensi Bila Anak dalam Bahaya

Senning mengungkapkan bahwa keamanan adalah prioritas utama saat mengajak anak bermain di taman bermain. "Jika Anda melihat seorang anak dalam bahaya dan tidak ada orang tua yang mengawasinya, tidak apa-apa untuk turun tangan membantu," ungkap Senning.

Tetapi Anda perlu berhati-hati juga. "Ada skala bahaya yang berbeda bagi setiap orang tua," Senning menambahkan. Dengan kata lain, setiap orangtua tahu kemampuan anak mereka sendiri. "Anak mereka mungkin pemberani, jadi sang orang tua mengizinkan mereka untuk melakukan perosotan besar," imbuhnya.

4. Jangan Menghakimi Orang Tua Lain Bermain Ponsel

Di era yang serba digital ini, orang tua terkadang terlalu fokus dengan ponsel mereka. Anda tidak perlu menghakimi mereka. Namun, dalam situasi tertentu, Anda bisa mengintervensi mereka.

"Itu adalah hal yang masuk akal untuk mengingatkan orang tua yang terdistraksi saat mengawasi anak mereka bermain di taman bermain dan mengingatkan mereka bahwa anak mereka baru saja menyelinap keluar pintu taman bermain," menurut Senning.

5. Hindari Menegur Cara Orang Tua Lain Mendidik Anaknya

Kita semua pernah bertemu dengan orang tua yang - entah baik atau buruk - tidak bisa berhenti menantang anak-anak mereka untuk mendorong diri mereka di luar kemampuan mereka, kadang dengan cara yang mengintimidasi. Sebaiknya Anda tidak mengintervensi mereka. "Umpan balik kritis tidak pernah manjur dalam hal itu," jelas Senning.

Sebaliknya, Senning menyarankan untuk menggunakan momen itu untuk merefleksikan diri. "Tanyakan kepada diri sendiri, 'Bagaimana saya bertindak sebagai orangtua terkait perilaku itu?'. Bahkan jika Anda tidak dapat campur tangan, ini bisa menjadi sarana pemeriksaan nurani yang membantu," tutur Senning. Tentu saja, jika keselamatan menjadi perhatian, itu perkara lain.

6. Berbicara Jika Anak Anda Memukul Anak Lainnya

Tak jarang, anak telibat konflik fisik dengan anak lainnya, misalnya didorong atau dipukul. Dalam keadaan seperti ini, Senning menganjurkan kepada Anda untuk bicara. "Dekati orangtua yang lain dan beri tahu mereka tentang situasinya," ucap Senning.

Tapi perlu diingat juga, bukan tugas Anda bukan memberi tahu pengasuh apa yang harus dilakukan.

Anda juga harus menjelaskan situasinya kepada anak Anda yang terkena pukulan atau dorongan saat bermain. "Jelaskan bahwa anak yang lain masih belajar. Dan satu perkelahian bukan berarti mereka tidak bisa berteman. Kita semua sama-sama belajar dalam hal ini," tukas Senning.

GALUH PUTRI RIYANTO

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

5 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

10 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

11 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

11 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

12 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya